Samarinda, PRANALA.CO — Teka-teki di balik penembakan maut yang mengguncang Samarinda, tepat di depan tempat hiburan malam (THM) Crown, Minggu dini hari, 4 Mei 2025, akhirnya terkuak. Polisi menyebut, pelaku utamanya adalah R alias K (36), warga Samarinda Seberang, yang tak hanya merancang serangan berdarah itu, tetapi juga menjadi aktor intelektual yang menarik benang balas dendam lama.
Tak butuh waktu lama, Tim Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda membekuk R pada Selasa, 6 Mei 2025. Dua hari setelah penangkapan, dalam konferensi pers yang digelar Kamis (8/5), Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar mengungkap peta lengkap kasus ini.
“Saudara R adalah otak dari aksi ini. Dia yang merancang skenario, menunjuk eksekutor, dan membagi peran ke sembilan orang lainnya,” ujar Hendri tegas.
Bukan kerja satu orang. Polisi mendapati ada sepuluh tersangka yang diduga terlibat. Di antaranya IJ — sang eksekutor yang menarik pelatuk enam kali — dan W, yang bertugas memantau keberadaan korban, D (34), di dalam THM Crown malam itu.
Motifnya tak sederhana. Menurut Hendri, akar dari aksi ini menjulur jauh ke insiden berdarah pada Juni 2021 silam di Jalan Ahmad Yani, Samarinda. Saat itu, kakak kandung R dan IJ tewas. Polisi menduga korban D ada kaitannya dengan peristiwa lama tersebut.
“Motif utama adalah balas dendam. Aksi ini jelas terencana dan bukan spontan,” tegas Hendri.
Dari hasil pra-rekonstruksi, diketahui IJ melepaskan enam tembakan ke arah D sesaat setelah pria itu keluar dari THM Crown. Lima peluru bersarang di tubuh korban. Satu peluru lainnya ditembakkan ke udara — menjadi isyarat bagi kelompok R untuk melarikan diri.
Kini, sepuluh tersangka ditahan. Mereka akan dipindahkan ke Polda kaltim demi alasan keamanan dan kelancaran penyidikan.
Polisi juga masih menelusuri asal senjata api yang digunakan. Dugaan sementara, senjata itu merupakan rakitan dengan kaliber 8–9 milimeter.
Di tengah upaya pengungkapan, beredar spekulasi bahwa kasus ini berkaitan dengan jaringan peredaran narkoba di Samarinda. Namun polisi belum bisa memastikan.
“Masih kami selidiki. Ada indikasi ke arah sana, tapi belum bisa disimpulkan,” jelas Hendri.
Di sisi lain, keluarga korban D memilih jalan damai. Mereka menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.
Kapolresta Hendri Umar pun menutup konferensi pers dengan imbauan agar masyarakat tetap tenang.
“Kami minta warga tidak mudah terprovokasi dan tidak menyebarkan kabar bohong. Dengan ditangkapnya para pelaku utama, kami berharap tidak ada lagi aksi balasan. Penanganan kasus ini jadi prioritas kami,” pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post