BONTANG, pranala.co – Krisis air baku di Kota Bontang, Kaltim kembali menjadi atensi Komisi III DPRD Bontang. Senin (27/6/2022), mereka memanggil Perusahaan Air Minum Daerah (Perumda) Tirta Taman Bontang untuk membahas penanganan masalah tersebut.
Faisal, anggota Komisi III menyampaikan, sejatinya dirinya lebih mendorong pemanfaatan Bendungan Marangkayu. Sebab air bekas lubang tambang (eks void) masih menimbulkan pro kontra di masyarakat.
BACA JUGA: Jangan Sampai Ada Jemaah Haji Bontang yang Dehidrasi!
Selain itu, Bendungan Marangkayu juga masuk menjadi salah satu proyek strategi nasional. Namun jika dilihat dari sisi progres, kata dia, Bendungan Marangkayu masih jauh dari harapan. Sebab sejumlah permasalahan masih harus diselesaikan.
Mulai dari usia bendungan yang tidak layak, penetapan lokasi yang belum jelas, investasi yang mahal, jarak yang jauh, termasuk soal pembebasan lahan. Hal itu tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sementara permasalahan krisis air baku ini sudah mendesak. Sehingga pemanfaaatan air eks tambang menjadi hal yang sangat memungkinkan untuk segera direalisasi dibandingkan opsi yang lain.
“Di daerah lain kan juga sudah banyak yang memanfaatkan. Dan yang dipakai ini lubang tambang yang usianya sudah lama. Kalau ada pro kontra tentu nanti harus duduk bersama. Dan ini kan juga sudah ada kajiannya kalau air eks tambang aman,” papar politisi Nasdem tersebut.
Terpisah, Direktur Perumda Tirta Taman Bontang Suramin menjelaskan, secara teknis, pemanfaatan air eks tambang menjadi opsi yang paling cepat untuk mengatasi krisis air baku di Bontang.
BACA JUGA: Penghapusan Honorer Dibahas, Kaji Beban Kerja OPD
Secara jarak untuk pipanisasi, sambung Suramin, dari lokasi lubang tambang menuju depan RSUD Taman Husada Bontang, hanya 43 killometer. Berbeda dengan Bendungan Marangkayu yang mencapai 70 kilometer. Sehingga air eks tambang dinilai lebih efektif dan efisien.
“Pemanfaatan Bendungan Marangkayu perlu dipikirkan bersama. Nilai investasinya di sana juga mahal. Lalu jualan airnya nanti bagaimana? Berapa tarif yang mau dijual ke masyarakat?,” tandas Suramin. (ADS/bms)
Discussion about this post