PRANALA.CO, Bontang – Badan Narkotika Nasional Kota alias BNNK Bontang mengungkap dua kasus narkotika besar sepanjang tahun 2024, dengan empat orang tersangka yang terlibat. Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen BNNK Bontang dalam memberantas peredaran narkoba di wilayahnya.
Kepala BNNK Bontang, Lulyana Ramdhani, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (30/12), mengungkapkan bahwa salah satu modus yang digunakan oleh para pelaku adalah metode “jejak.”
Dalam modus ini, penjual dan pembeli hanya berkomunikasi melalui telepon. Barang bukti narkotika, seperti sabu, ditempatkan di lokasi tertentu, kemudian pemilik barang mengirimkan foto lokasi tersebut kepada pembeli untuk diambil.
“Modus jejak ini semakin sering digunakan karena dianggap lebih aman, tetapi kami tetap berhasil membongkarnya,” ujar Lulyana.
Selain itu, modus transaksi langsung antara penjual dan pembeli juga ditemukan dalam salah satu kasus. BNNK Bontang berhasil menyita barang bukti berupa sabu dengan total berat 21,04 gram.
Salah satu kasus yang diungkap bahkan melibatkan seorang ibu yang bekerja sama dengan anak di bawah umur dalam peredaran narkoba. Kasus ini kemudian diserahkan kepada BNN Provinsi untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.
Meski target awal pengungkapan hanya satu kasus, BNNK Bontang berhasil mengungkap lebih banyak, memperlihatkan peningkatan dalam upaya pemberantasan narkoba di kota ini.
Selain penegakan hukum, BNNK Bontang juga aktif dalam memberikan layanan rehabilitasi kepada pengguna narkoba. Sepanjang 2024, sebanyak 20 orang menjalani program rehabilitasi rawat jalan, dengan 10 di antaranya melanjutkan layanan pasca-rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, delapan orang berasal dari Kelurahan Loktuan dan dua orang dari Kelurahan Belimbing.
Sebagai bagian dari program pencegahan, BNNK Bontang melaksanakan 34 kegiatan tes urine di berbagai lingkungan, termasuk perusahaan swasta, instansi pemerintah, dan masyarakat umum. Dari 3.470 orang yang diperiksa, 34 di antaranya terindikasi positif narkoba dan dirujuk untuk rehabilitasi.
Lulyana Ramdhani menekankan pentingnya pencegahan dalam menangani masalah narkoba, dan menyatakan bahwa wilayah pesisir yang menjadi daerah rawan juga akan menjadi fokus perhatian dalam program kerja BNNK Bontang ke depan.
Dengan hasil yang signifikan sepanjang 2024, BNNK Bontang berkomitmen untuk terus berperang melawan narkoba dan memberikan kesempatan bagi pengguna narkoba untuk pulih melalui program rehabilitasi.
Dia juga juga berharap dapat terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba dan pentingnya partisipasi dalam pemberantasan peredaran narkotika di daerah ini. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post