Samarinda, PRANALA.CO — Langkah panjang membangun kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) tak hanya soal gedung megah dan alat canggih. Yang lebih utama: manusianya. Itu yang ditekankan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Jaya Mualimin, di hadapan para tenaga kesehatan baru yang diambil sumpah dan dilantik di Swiss-Belhotel Samarinda, Rabu (7/5/2025).
Dengan suara mantap, Jaya Mualimin menyebutkan harapan besarnya. “Kami berharap kehadiran adik-adik tenaga kesehatan baru ini bisa menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan berkelanjutan di Kaltim,” katanya.
Tapi ia tak menutup mata: tantangan di lapangan nyata dan tak sedikit. Baik dari sisi pemerintah provinsi, kabupaten/kota, hingga masyarakat. Data BPJS Kesehatan menunjukkan, dari hampir 4 juta jiwa penduduk Kaltim, baru ada 704 fasilitas kesehatan yang bisa menampung tenaga medis. Masih jauh dari kata cukup.
Pertumbuhan fasilitas kesehatan memang pesat, terutama di Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. Tapi pertumbuhan itu harus diimbangi dengan ketersediaan SDM yang kompeten.
“Institusi pendidikan kesehatan kita punya tantangan besar melahirkan lulusan yang siap kerja,” ujarnya.
Namun ada kabar baik yang membuat Jaya optimistis. Laboratorium kesehatan milik Pemprov Kaltim kini menjadi salah satu yang terbaik. Bahkan, menurutnya, teknologi laboratorium ini sudah melampaui standar laboratorium kelas B di kota-kota besar lain. “Pejabat pusat pun memuji fasilitas kita,” katanya bangga.
Laboratorium ini, imbuhnya, tak hanya untuk layanan kesehatan, tapi juga disiapkan sebagai pusat riset dan pendidikan. Kelak, mahasiswa S3 bisa meneliti genetika penyakit hingga pengembangan biomarker untuk pencegahan penyakit jangka panjang. Fasilitas ini dilengkapi laboratorium alam, kalibrasi, dan lingkungan.
Meski fasilitas kesehatan di Kaltim saat ini baru mencakup 188 puskesmas, 66 rumah sakit, 16 laboratorium klinik, dan 7 Labkesda, Jaya menolak pesimis. “Dengan talenta siswa, dukungan sekolah dan orang tua, kita bisa lahirkan tenaga kesehatan unggulan yang akan memajukan Kaltim 10 hingga 20 tahun ke depan,” tegasnya.
Tak hanya bicara soal dokter dan perawat. Jaya juga mengingatkan potensi farmasi tradisional Kaltim yang luar biasa. Dalam Seminar Internasional Pharmacy Conference di Universitas Mulawarman belum lama ini, ia menyebutkan ada sekitar 30 ribu jenis tanaman di Kaltim yang berpotensi dikembangkan jadi obat herbal, jamu, bahkan bahan medis dunia.
“Itu warisan budaya kita. Sekaligus tantangan untuk kita kembangkan,” ujarnya mengutip laman Pemprov Kaltim, Kamis (8/5/2024).
Diskes Kaltim, lanjutnya, akan terus menambah jumlah tenaga kesehatan di berbagai bidang — dari perawat, bidan, farmasi, hingga dokter spesialis — agar pelayanan kesehatan Kaltim makin merata dan berkualitas. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Tidak ada komentar