Samarinda, PRANALA.CO — Masih ada gelap yang belum terusik lampu di Kalimantan Timur (Kaltim). Tepatnya di 110 desa. Angka yang tak kecil, dan sudah lama menjadi pekerjaan rumah bagi banyak pihak. Kini, ada angin segar. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pemerintah Provinsi Kaltim sepakat: dalam tiga tahun ke depan, seluruh desa itu harus terang.
Komitmen itu ditegaskan langsung Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud — atau yang akrab disapa Gubernur Harum — saat menerima kunjungan General Manager PLN UID Kaltimra, Maria GI Gunawan, di Kantor Gubernur, Selasa (6/5/2025).
“Kita dukung sepenuhnya. PLN yang pasang jaringan, kami siapkan akses jalannya. Kolaborasi ini harus tuntas demi rakyat,” ucap Gubernur Harum, mantap.
Satu masalah besar memang mengganjal di lapangan. Terutama di Kabupaten Mahakam Ulu. Jalan menuju desa-desa di sana bak garis putus-putus. Akses sulit. Tak heran, jaringan listrik PLN pun tersendat.
“Kalau jalannya mulus, jaringan PLN pasti lebih mudah masuk. Saya janji, kita bantu tingkatkan akses jalannya,” lanjut Gubernur Kaltim.
Bukan hanya soal jalan. PLN juga menghadapi tantangan ketika harus membangun jaringan dari Kota Bangun (Kutai Kartanegara) menuju Melak (Kutai Barat). Di sepanjang jalur itu, ada area milik perusahaan tambang, perkebunan, dan kehutanan.
“Mana saja perusahaannya, kasih datanya. Nanti saya yang selesaikan. Jangan khawatir. Ini untuk rakyat, nusa dan bangsa,” tegas Gubernur Kaltim, penuh keyakinan.
Di sisi lain, PLN sudah mengantongi peta jalan alias roadmap pembangunan listrik desa. Menurut Maria GI Gunawan, targetnya rampung pada 2027. Rinciannya, 21 desa akan dialiri tahun ini, 55 desa pada 2026, dan sisanya 34 desa pada 2027.
“Rasio desa berlistrik PLN di Kaltim saat ini baru sekitar 89 persen. Kalau misi ini tuntas, angka elektrifikasi akan ikut naik,” jelas Maria.
Strateginya beragam. Untuk desa yang mudah dijangkau, listrik akan ditarik dari jaringan PLN yang sudah ada — entah itu PLTD ataupun interkoneksi. Tapi untuk daerah terpencil dan terisolasi, solusi alternatif disiapkan: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal atau PLTD mandiri.
Tantangan tak ringan. Apalagi di Long Apari dan Long Pahangai, Mahulu. Untuk kirim BBM saja perlu perjuangan berhari-hari. Tapi Maria optimistis, asal akses jalan bisa dilewati, jaringan listrik pasti bisa dibangun.
“Biar jalannya tidak terlalu mulus, yang penting bisa dilewati. Yang aksesnya berat, akan kami bangun PLTS Komunal,” tutup Maria.
Di pertemuan itu, Gubernur Kaltim didampingi Kepala Dinas ESDM Kaltim Bambang Arwanto. Pesannya jelas: cahaya harus sampai ke seluruh sudut Kaltim — tak boleh ada desa yang tertinggal dalam gelap. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
1 bulan lalu
[…] tenaga kesehatan baru ini bisa menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan berkelanjutan di Kaltim,” […]