Target 56 Hari, Bontang Berjuang Bebas Stunting lewat Dua Kali Makan Bergizi Sehari

Suriadi Said
9 Mei 2025 09:14
2 menit membaca

Bontang, PRANALA.CO – Ada semangat yang tak biasa di Kota Bontang belakangan ini. Pemerintah kota yang dipimpin Wali Kota Neni Moerniaeni sedang berpacu dengan waktu. Targetnya jelas: dalam 56 hari ke depan, angka stunting — yang selama ini menjadi momok di kalangan balita — harus ditekan habis-habisan.

Langkah mereka tidak muluk-muluk. Sederhana, namun penuh ketekunan: memberikan makanan bergizi gratis kepada anak-anak yang sudah teridentifikasi mengalami stunting. Setiap hari, dua kali makan penuh nutrisi akan sampai ke tangan mereka. Tidak kurang. Tidak telat.

“Anak-anak yang stunting ini butuh asupan gizi yang konsisten. Jadi, kami akan berikan makanan bergizi dua kali sehari,” kata Wali Kota Neni.

Jika dirinci, satu kali makan bernilai sekira Rp15 ribu. Maka dalam sehari, asupan nutrisi yang diterima senilai Rp30 ribu. Tapi angka-angka itu hanya soal teknis. Yang lebih penting, kata Neni, adalah perubahan besar yang diharapkan muncul — baik di dalam tubuh anak-anak itu, maupun dalam pola hidup keluarga mereka.

Penanganan stunting memang tak sesederhana memberi makan bergizi. Neni paham betul itu. Ia menekankan bahwa masalah gizi kronis ini juga berakar pada pola hidup yang belum sehat: sanitasi buruk, lingkungan tak bersih, hingga penyakit kronis yang diam-diam ikut melemahkan pertumbuhan anak.

“Makanan bergizi ini hanya salah satu kunci. Yang tak kalah penting, kita ubah juga cara hidup menjadi lebih sehat. Bersihkan lingkungan, perbaiki sanitasi, dan tangani penyakit penyerta. Semua harus jalan bersamaan,” tegasnya.

Data Pemkot Bontang menunjukkan, saat ini ada sekira 1.500 balita yang masuk dalam kategori stunting. Angka ini cukup besar untuk ukuran kota pesisir yang hidup di tengah geliat industri. Dan karena itu, Pemkot tak mau santai-santai.

Wali Kota Neni yakin betul, program ini tak akan sia-sia jika semua pihak ikut terlibat. Pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, orang tua, dan masyarakat — semua harus jalan bareng.

“Kalau semua mendukung, saya optimis stunting di Bontang bisa kita atasi lebih cepat dari target,” katanya.

Program pemberian makanan bergizi ini, kata Neni, bukan program jangka pendek yang sekadar untuk memenuhi target angka. Ia berharap, upaya ini menjadi awal perubahan pola asuh dan pola hidup yang lebih baik di Bontang — agar generasi masa depan tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *