Sangatta, PRANALA.CO — Konflik antara pekerja tambang dan perusahaan besar kembali menyeruak di jantung Kutai Timur (Kutim). Pola kerja tiga sif tanpa jeda yang diterapkan PT PAMA UKS KPC Sangatta memicu gelombang kegelisahan yang tak kunjung reda. Enam kali meja mediasi digelar sejak awal tahun 2025, enam kali pula jalan buntu yang didapati.
“Pekerja dipaksa bekerja 20 hari tanpa libur. Ini bukan hanya soal ketenagakerjaan, ini soal hak asasi manusia,” tegas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, Roma Malau, Rabu (7/5/2025).
Roma tak berbasa-basi. Ia menyebut pola kerja yang dijalankan PT PAMA melanggar terang-terangan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Ketenagakerjaan, juga menabrak Pasal 77 dan 79 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang jam kerja dan hak cuti. Bahkan Keputusan Menakertrans Nomor 234/MEN/2003 soal pentingnya waktu istirahat dalam kerja bergilir pun tak diindahkan.
Lebih dari sekadar regulasi, Roma menyorot ancaman di balik kelelahan akut para pekerja tambang. “Fatigue (kelelahan kerja) itu penyebab utama kecelakaan di tambang. Kita bicara nyawa, bukan cuma angka produksi,” ujarnya.
Di sisi lain, manajemen PT PAMA berkilah. Mereka berdalih, sistem kerja baru justru dirancang untuk menekan potensi kecelakaan akibat kelelahan. Selain itu, kelebihan jumlah operator dan penurunan target produksi dari induk proyek KPC jadi alasan perubahan.
Namun alasan itu tak cukup meredakan keresahan. Terlebih, ketidakhadiran manajemen PT PAMA dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Pemkab Kutim kian memperkeruh suasana. Wakil Bupati Kutim Mahyunadi angkat bicara lantang.
“Kami bukan boneka. Kalau pengusaha merasa bisa bermain di balik hukum, salah besar. Pemerintah daerah adalah bagian dari negara, kami berdiri tegak untuk rakyat,” katanya tegas.
Mahyunadi menyebut RDP bukan sekadar forum lokal. Bagi Pemkab Kutim, ini adalah panggung bagi negara menunjukkan keberpihakannya. Ia pun memastikan surat pemanggilan resmi ke manajemen pusat PT PAMA segera dilayangkan.
“Kalau masih tak datang, kita yang akan ke Jakarta,” tegasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post