SAMARINDA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat sebanyak 37 individu orangutan berhasil diselamatkan sepanjang Januari hingga Februari 2025. Penyelamatan ini meliputi penanganan konflik dengan manusia, penyelamatan dari habitat terisolasi, serta rehabilitasi medis.
Kepala BKSDA Kaltim, Ari Wibawanto, menjelaskan bahwa konflik antara manusia dan orangutan kerap terjadi akibat semakin menyusutnya habitat satwa tersebut. Wilayah Kutai Timur menjadi salah satu daerah dengan kasus konflik tertinggi. Oleh karena itu, BKSDA rutin melakukan patroli dan pengamatan untuk memantau potensi konflik.
“Salah satu lokasi yang menjadi fokus kami adalah area jalan poros Sangatta-Muara Wahau. Di sana, orangutan hidup terisolasi sehingga perlu segera diselamatkan,” ujar Ari, Jumat (21/2/2025).
Dalam proses penyelamatan, BKSDA Kaltim bekerja sama dengan sejumlah organisasi konservasi, seperti Centre for Orangutan Protection (COP), Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), dan Conservation Action Network (CAN). Dari 37 individu yang diselamatkan, sebanyak 28 orangutan telah dipindahkan ke habitat yang layak, sesuai hasil kajian BKSDA.
“Translokasi dilakukan secepat mungkin untuk mencegah potensi konflik lebih lanjut. Proses ini mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelamatan Jenis Satwa,” jelas Ari.
Adapun lokasi pelepasliaran meliputi Hutan Lindung Gunung Batu Masangat Busang di Kutai Timur, kawasan restorasi PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), serta Taman Nasional Kutai. Sementara itu, orangutan yang memerlukan perawatan medis direhabilitasi di BOSF Samboja dan COP sebelum dikembalikan ke alam liar.
Lebih lanjut, BKSDA Kaltim tengah mengupayakan konsep konservasi terpadu agar orangutan dapat hidup berdampingan dengan aktivitas pembangunan. Ari menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk pertambangan, perkebunan, dan masyarakat lokal, demi menjaga populasi orangutan di Kaltim.
“Kami mengajak semua pihak untuk turut berkontribusi menjaga keberlangsungan hidup orangutan sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia,” tutup Ari. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post