SPMB 2025 Balikpapan: Jalur Prestasi Diperbesar, Biaya di Sekolah Swasta Ditanggung Pemkot

Suriadi Said
4 Mei 2025 19:34
2 menit membaca

Balikpapan, PRANALA.CO – Di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ada kabar baik bagi orang tua yang tengah bersiap menyambut tahun ajaran baru 2025. Pemerintah kota tak ingin ada satu pun anak yang tertinggal hanya karena persoalan biaya atau ketatnya persaingan masuk sekolah negeri.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Ganum Pratikno menyampaikan kabar yang menenangkan. Pemkot Balikpapan, katanya, tengah merampungkan kerja sama dengan 13 sekolah swasta. Tujuannya sederhana namun penting: memperluas daya tampung penerimaan siswa baru.

“Anak-anak harus tetap mendapatkan hak pendidikannya. Pemerintah hadir untuk memastikan itu,” tegas Ganum dikutip keterangannya, Minggu (4/5/2025).

Bukan sekadar menambah kursi, skema ini juga memutus beban biaya. Bagi siswa yang diterima lewat jalur ini, semua kebutuhan—uang pangkal, SPP, hingga biaya lainnya—akan ditanggung penuh Pemkot Balikpapan.

“Regulasinya sedang kami finalisasi. Tujuannya agar anak-anak yang diterima di sekolah swasta tidak dibebani biaya sama sekali,” jelas Ganum.

Saat ini, bagian hukum pemerintah kota tengah menyiapkan penguatan Peraturan Wali Kota (Perwali) untuk mengatur soal subsidi ini.

Langkah ini juga menjawab satu persoalan klasik: keterbatasan daya tampung sekolah negeri yang selama ini memicu keresahan setiap musim pendaftaran. Tahun ini, sistem penerimaan siswa baru (SPMB) di Balikpapan juga sedikit bergeser. Istilah zonasi berganti menjadi rayonisasi. Prinsipnya sama: jarak rumah ke sekolah tetap jadi acuan utama.

“Substansinya tetap mengacu pada domisili siswa. Hanya istilah saja yang berubah,” kata Ganum.

Namun tidak hanya soal jarak. Bagi anak-anak berprestasi, Pemkot Balikpapan menyiapkan jalur khusus. Kuota jalur prestasi diperbesar dari 20 persen menjadi 25 persen. Jalur ini mencakup prestasi akademik, non-akademik, kepramukaan, hafiz Alquran, dan nilai Ujian Sekolah Berstandar Kota (USBK).

USBK sendiri disusun tim khusus dan digelar berbasis komputer. Dengan begitu, hasilnya bisa jadi alat ukur yang adil dan seragam di seluruh Balikpapan.

“Dengan sistem ini, semua siswa memiliki kesempatan yang sama,” ujar Sekretaris Disdikbud Balikpapan, Ganum Pratikno.

Sebagai bentuk apresiasi, Disdikbud Balikpapan juga menyiapkan penghargaan bagi 600 siswa dengan nilai USBK terbaik. Mereka akan mendapat predikat gold, silver, atau bronze—sebuah cara sederhana untuk memastikan anak-anak berprestasi tetap mendapat tempat dan pengakuan.

Ganum berharap, berbagai langkah ini bisa membuat proses penerimaan siswa baru 2025 lebih adil, merata, dan memberi peluang lebih luas bagi semua calon peserta didik. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *