Bontang, PRANALA.CO — Di tengah geliat pembangunan dan dinamika industri, perekonomian Kota Bontang tahun 2024 justru mencatatkan kontraksi sebesar 2,15 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang mengungkapkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Bontang mencapai Rp68,42 triliun, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) berada di angka Rp41,56 triliun.
Kepala BPS Bontang, Nur Wahid, menjelaskan bahwa perlambatan ini utamanya disebabkan oleh kinerja negatif di dua sektor utama yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi kota.
“Lapangan usaha Industri Pengolahan mengalami penurunan cukup tajam sebesar -4,99 persen, disusul sektor Pertambangan dan Penggalian yang terkontraksi -4,82 persen,” ungkap dia dalam keterangan resmi dikutip Senin (12/5/2025).
Meski demikian, tak semua sektor mengalami nasib serupa. Dari sisi produksi, beberapa sektor justru tumbuh signifikan. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 23,92 persen.
Disusul sektor Informasi dan Komunikasi (13,94 persen), Pengadaan Listrik dan Gas (10,63 persen), Jasa Lainnya (9,98 persen), serta Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang (8,96 persen).
“Ini menunjukkan adanya pergeseran dinamis dalam struktur perekonomian kota, walau sektor utama masih mendominasi,” kata Nur Wahid.
Hingga saat ini, struktur ekonomi Kota Bontang tetap ditopang empat lapangan usaha utama. Industri Pengolahan menduduki porsi terbesar dengan kontribusi mencapai 76,33 persen terhadap total PDRB kota. Diikuti sektor Konstruksi sebesar 8,07 persen, Perdagangan Besar dan Eceran serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 3,70 persen, dan Transportasi serta Pergudangan sebesar 2,00 persen.
Kontribusi Bontang dalam perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) juga cukup signifikan. Pada 2024, PDRB Kota Bontang berkontribusi sebesar 7,89 persen terhadap total PDRB Kaltim.
Meski menghadapi tantangan pada sektor utama, Nur Wahid optimistis peluang pemulihan tetap terbuka lebar. “Ada potensi pertumbuhan dari sektor jasa, komunikasi, dan pengelolaan sumber daya yang mulai menunjukkan geliat positif. Ini momentum bagi Bontang untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” tutupnya. [DIAS/RIL]
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Tidak ada komentar