pranala.co – Penambangan batubara di wilayah kota Samarinda, Kalimantan Timur berlangsung di samping sarana pendidikan di kampus A Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Jaraknya, kurang lebih 50 meter dari kampus UIN atau tepatnya di depan asrama Putri mahasiswa UINSI Samarinda,
Aktivitas tambang ini diduga ilegal. Karena itu, belasan mahasiswa UINSI melakukan penolakan dan aksi protes terhadap kegiatan penambangan batubara, Selasa 21 September 2021. Mahasiswa kecewa dampak kerusakan alam di sekitar kampus akibat aktivitas tambang batubara itu.
Menurut Gubernur Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab Dan dakwah (FUAD) UINSI, Windy Irwan Adi, keberadaan pertambangan batubara menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara serta pencemaran lingkungan.
“Ini benar-benar mengecewakan. Kampus yang terkenal dengan selogan kampus hijau ternyata tidak hijau. Ada lubang menganga di samping kampus yang bisa saja menimbulkan masalah lingkungan di masa yang akan datang,” ujar Windy di sela aksi di kampus UINSI.
Windy mengungkapkan, pertambangan batubara yang diduga ilegal itu berada dekat asrama Putri Fakultas Syariah dan Pesantren kampus UNSI sudah sejak 2 minggu lalu.
Tidak banyak pihak yang mengetahui aktivitas pertambangan di sebelah kampus UINSI tersebut karena aktivitas perkuliahan dilakukan secara daring.
Windy menerangkan, beberapa mahasiswa putri yang saat ini tinggal di asrama mengaku bahwa aktivitas penambangan batubara dilakukan siang dan malam hari. Menurut Windy, awalnya dikira hanya pematangan lahan. Namun saat terjadi longsoran baru diketahui bahwa ada aktivitas penambangan batubara di samping kampusnya.
“Aktivitasnya sering dilakukan pada malam hari dan pernah juga siang hari kami sendiri sudah melakukan observasi di lokasi itu dengan penyisiran jalan masuk dan mendapati ada beberapa tumpukan batubara serta alat berat ekskavator. Kami juga menerbangkan drone dan menemukan ada sejumlah lubang bekas galian tambang yang dipastikan akan menjadi masalah dikemudian hari,” ujar Windy.
Windy juga mengungkapkan, fakta yang terlihat adalah adanya lokasi buangan lumpur dari dalam tambang. Buangan limbah tambang itu diperkirakan bisa menjadi biang kerusakan alam dan fasilitas kampus UINSI yang lokasinya sangat dekat dengan lokasi pembuangan lumpur itu.
Rektor Kampus Baru Tahu
Wakil Rektor 3 UINSI Samarinda, Muhammad Abzar, mengaku baru mengetahui adanya aktivitas penambangan batubara di samping kampus B UINSI Samarinda.
Menurut Muhammad Abzar, sebelumnya memang ada laporan adanya aktivitas pembukaan jalan di samping UINSI Samarinda. Namun, pihaknya tidak mengetahui jika jalan itu digunakan untuk akses jalan pembukaan lahan pertambangan di dekat kampus.
“Kami pernah mendapat laporan adanya aktivitas pembukaan jalan masuk ke belakang kampus UINSI, Namun saya tidak mengetahuinya kalau jalan itu kemudian digunakan para penambang batubara di daerah itu,” ujar Muhammad Abzar, Selasa 21 September 2021.
Muhammad Abzar menyatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti terkait aktivitas pertambangan itu. Apalagi jika mengingat telah ada buangan limbah lumur pertambangan yang berada di sekitar kampus B UINSI.
“Kejadian ini akan sampaikan ke rektor karena saya juga baru tahu lokasinya dan mendapat kabar sudah ada buangan lumpur di sekitar kampus UINSI. Kami akan lakukan pengecekan nantinya,” ujar Muhammad Abzar. **
Penulis: Jie | KS
Discussion about this post