SAMARINDA, pranala.co – Kalimantan Timur (Kaltim) termasuk provinsi dengan kasus malaria tertinggi. Di Kaltim terdapat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masuk kabupaten endemis malaria tinggi di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Eliminasi) Malaria di Provinsi Kaltim tahun 2022, di Ruang Rapat Tepian 1 Kantor Gubernur Kaltim, Senin (4/7/2022).
Andi Muhammad Ishak mengatakan di beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus malaria tertinggi termasuk Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kaltim. Di Kaltim sendiri terdapat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masuk kabupaten endemis malaria tinggi di Indonesia.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan itu menambahkan permasalahan terkait eliminasi malaria di Kaltim adalah masih banyak pembukaan lahan legal maupun ilegal dan berpindah-pindah lokasi, pos malaria hutan belum berjalan maksimal dikarenakan SDM yang belum memadai, screening malaria sebelum dan sesudah masuk hutan belum berjalan maksimal.
“Termasuk belum optimalnya peran semua sektor dalam pengendalian malaria dan regulasi terkait pengendalian malaria yang belum berjalan optimal,” tandasnya.
Andi mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk mengeliminasi penyakit itu paling lambat tahun 2027, tentunya ini juga menjadi tugas semua pihak dan semua sektor bersama-sama untuk mengeliminasi malaria di Bumi Etam pada tahun 2027.
“Dalam upaya pengendalian malaria ada tiga strategi yang dapat dilakukan, yaitu akselerasi pada daerah endemik tinggi, intensifikasi pada endemik moderat, dan eliminasi pada daerah endemik rendah dan pemeliharaan untuk mencegah reintroduksi kasus pada daerah-daerah yang sudah bebas malaria,” ujarnya.
Selain itu, ujar Andi perlu penguatan koordinasi lintas sektor pemerintah daerah maupun pihak pemerintah dan swasta terkait, untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang menghambat percepatan eliminasi malaria.
Karena menurut dia, tidak mungkin mencapai eliminasi malaria ditahun 2027, jika hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan saja.
“Saya mengimbau peran aktif semua perangkat daerah terkait, pemerintah kabupaten kota serta perusahan-perusahan swasta yang bersinggungan langsung dengan permasalahan eliminasi malaria, agar upaya akselerasi eliminasi malaria di bumi Kaltim dapat kita capai,” pesannya.
Andi Muhammad Ishak berharap, melalui Rakor ini dapat memotivasi semua elemen terkait untuk mulai bersinergi dari tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta sektor swasta yang terkait untuk bersama-sama bekerja keras dan bergotong royong dalam mewujudkan eliminasi malaria di Provinsi Kaltim.
BACA JUGA: Syarat Naik Pesawat Terbaru per Juli 2022 Semua Maskapai Penerbangan
Hadir mengikuti Rakor, kepala dinas Provinsi Kaltim dan kabupaten/kota, serta dinas terkait lainnya, perusahaan dan narasumber dr. Helen Dewi Prameswari dari Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, serta dr Herdiana (WHO Reversentatif Indonesia) dan dr Ferdinan dari Adinkes (Ketua Komite Eleminasi Malaria Indonesia). (re/dwi)
Discussion about this post