BATU BARA, minyak dan gas masih memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim. Buktinya di tengah kondisi pandemik virus corona atau COVID-19 sektor ini mampu menyumbang USD10 miliar atau setara dengan Rp140 triliun lebih.
“Itu lah peran Kaltim, saat provinsi lain banyak minus ekspornya, tapi kita surplus,” ujar Isran Noor, Gubernur Kaltim seperti dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim pada Rabu (3/2) sore.
Kata Isran, hal tersebut patut disyukuri mengingat Kaltim bisa bertahan di tengah gempuran wabah corona. Bahkan, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di sektor perdagangan luar negeri atau komoditas ekspor. Pada periode Januari-November 2020 lalu, total nilai ekspor Kaltim bisa mencapai USD 11,59 miliar atau berkontribusi sebesar 7,98 persen terhadap ekspor nasional. Tak semua provinsi lain demikian.
“Batu bara masih menjadi komoditi unggulan dan andalan sebab potensinya masih besar,” imbuhnya.
Potensi sama berlaku dengan sektor minyak dan gas bumi. Meski demikian, lanjut Isran, komoditas lain juga punya peluang senada.
“Sehingga ke depan siap menggantikan batu bara dan migas yang bisa habis (tak bisa diperbaharui),” imbuh mantan bupati Kutai Timur tersebut.
Dia menambahkan, sektor tersebut tak lain adalah sektor pertanian dan pariwisata. Dirinya pun berharap masyarakat tetap produktif, berkarya dan semangat bekerja, meskipun dalam gempuran pandemik COVID-19 tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
“Pertanian kita besar potensi, hanya belum dikelola secara maksimal, juga pariwisata kita,” pungkasnya.
[jun]
Discussion about this post