PRANALA.CO, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), H Rudy Mas’ud menegaskan komitmennya untuk mengembangkan industri kelapa sawit di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Kutai Timur.
Menurutnya, kawasan ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri sawit, mengingat Kaltim merupakan salah satu produsen terbesar komoditas tersebut di Indonesia.
Dalam keterangannya, Gubernur Kaltim menyebut bahwa Kalimantan Utara (Kaltara) sempat menawarkan kerja sama industri kelapa sawit, tetapi dengan syarat agar industrinya dibangun di wilayah mereka. Namun, Gubernur Kaltim menolak usulan tersebut, dengan alasan bahwa Maloy lebih strategis untuk pengembangan industri berbasis sawit.
“Provinsi Kaltara menawarkan kerja sama, tapi mereka ingin industrinya ada di sana. Tentu saya tidak setuju. Industri sawit lebih prospektif dikembangkan di Maloy, Kutai Timur,” ujar Gubernur Harum di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
Ia menjelaskan, saat ini luas lahan operasional kelapa sawit di Kaltim telah mencapai 1,4 juta hektare. Dengan potensi yang besar, KEK MBTK dinilai sebagai lokasi paling ideal untuk pengembangan industri kelapa sawit yang tidak hanya menyerap hasil produksi dari Kaltim, tetapi juga dari Kaltara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Selain itu, pengembangan industri di KEK MBTK juga memberikan keuntungan besar bagi Kaltim. Salah satunya adalah optimalisasi aset-aset Pemprov Kaltim yang berada di kawasan tersebut, sehingga tidak menjadi aset tidur yang tidak memberikan kontribusi bagi daerah.
“Jika kawasan ini berkembang, akan membuka banyak lapangan kerja baru, menggerakkan aktivitas ekonomi, dan menjadi sumber penting bagi peningkatan penerimaan daerah. Ekspor minyak sawit dan olein juga bisa dilakukan langsung dari sini,” jelasnya.
Gubernur Kaltim optimistis bahwa KEK MBTK memiliki masa depan cerah, terutama karena lokasinya yang berada di jalur strategis Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yang menjadi jalur utama perdagangan internasional. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan ini diharapkan bisa menjadi pusat industri kelapa sawit yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.
Untuk itu, Pemprov Kaltim terus mendorong para investor, termasuk dari Kaltara, agar menanamkan modalnya di Maloy guna mengembangkan industri sawit yang lebih maju dan terintegrasi.
“Kami mengajak mereka untuk berinvestasi di Maloy. Jika kawasan ini berkembang, manfaatnya tidak hanya untuk Kaltim, tetapi juga bagi seluruh wilayah di sekitarnya,” pungkas Gubernur Kaltim. (*)
Discussion about this post