Grand Max Terbalik di Jalan Poros Bontang-Sangatta, Dua Penumpang Luka Ringan

Suriadi Said
4 Mei 2025 22:18
2 menit membaca

Kutai Timur, PRANALA.CO – Di jalan poros yang menghubungkan Bontang dan Sangatta, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur (Kutim) pagi itu cuaca cukup bersahabat. Jalanan masih lengang, meski kendaraan sesekali melintas dalam kecepatan tinggi.

Namun Minggu (4/5/2025) sekira pukul 11.15 Wita, ketenangan jalan nasional itu terusik oleh dentuman keras. Sebuah Daihatsu Grand Max, warna silver, tak kuasa menahan lajunya.

Mobil itu—yang konon hendak buru-buru sampai Sangatta—berusaha menyalip sebuah kendaraan di depannya. Tapi rupanya, seperti kata orang tua, “jalan itu seperti pisau, kalau tidak hati-hati bisa melukai”.

Dari arah berlawanan, ada kendaraan lain yang muncul tiba-tiba. Pengemudi Grand Max, entah panik atau salah perhitungan, langsung banting setir. Kendali lepas. Mobil keluar jalur. Lalu terguling dan menabrak pohon di pinggir jalan.

“Pengemudinya tidak menyadari ada kendaraan dari arah depan,” ujar Kepala Polsek Teluk Pandan, Ipda Joko Feriyanto Susilo, ketika dihubungi, Minggu (4/5/2025).

Syukurlah, tak ada korban jiwa. Dua orang penumpang yang ada di dalam mobil hanya mengalami luka ringan. Tapi mobilnya—kalau Anda lihat sendiri—sudah seperti tak berbentuk.

Bodi depan penyok, kaca depan pecah, atap ringsek, pintu kiri penyok, bak belakang remuk. Mobil itu, bisa dibilang, tak bisa dihidupkan lagi. Kerugian materil diperkirakan sekira Rp25 juta.

Ipda Joko, yang cukup sering melihat kecelakaan di jalan poros ini, tak lelah mengingatkan: “Jalan Sangatta–Bontang ini jalan nasional. Lurus, tapi banyak yang tak sadar bahayanya. Harus hati-hati. Jangan menyalip kalau tidak yakin aman.”

Kami sendiri, saat mendatangi lokasi kejadian keesokan harinya, masih melihat jejak rem dan serpihan kaca berserakan di pinggir jalan. Pohon yang ditabrak Grand Max itu juga tampak lecet dan miring sedikit. Mungkin nanti akan tumbang juga, kalau angin besar datang.

Sang pengemudi sudah kembali ke rumah setelah diperiksa. Dia selamat, meski mobilnya harus menginap lama di bengkel—atau malah tak bisa diperbaiki lagi.

Bagi para pengendara yang sering melewati jalan poros Bontang–Sangatta, kejadian ini seharusnya jadi pengingat. Tidak semua jalan lurus itu aman. Dan tidak semua jalan yang sepi itu boleh kita pacu seenaknya. Karena seperti kata Ipda Joko, “Keselamatan itu lebih penting daripada buru-buru sampai.” (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *