Samarinda, PRANALA.CO – Kabar baik itu datang diam-diam. Tidak gegap gempita. Tapi cukup membuat para petani kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) menarik napas lebih lega—walau hanya sedikit.
Di tengah fluktuasi harga yang kadang membuat jantung dag-dig-dug tak karuan, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kaltim menunjukkan gejala yang menyenangkan: naik tipis.
“Harga TBS di Kaltim pekan ini naik di setiap kelompok umurnya,” kata Plt Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi Siddik, dalam keterangan resminya, Kamis (17/4/2025). Kalimatnya pendek. Tapi efeknya panjang—bisa sampai dapur.
Harga jual CPO (Crude Palm Oil) juga naik: Rp14.499,96. Kernel—inti sawit—ikut merangkak ke angka Rp11.219,41. Bukan angka fantastis, tapi cukup membuat sawit petani dihargai sedikit lebih layak.
Indeks K di angka 89,27 persen. Yang paham sawit pasti tahu, itu angka penting. Andi pun membeberkan rincian harga berdasarkan umur pohon sawit. Berikut data lengkapnya;
-
Umur 3 tahun: Rp 2.933,89 per kg
-
Umur 4 tahun: Rp 3.128,84
-
Umur 5 tahun: Rp 3.147,74
-
Umur 6 tahun: Rp 3.181,64
-
Umur 7 tahun: Rp 3.200,89
-
Umur 8 tahun: Rp 3.224,90
-
Umur 9 tahun: Rp 3.292,82
-
Umur 10 tahun: Rp 3.331,49
Semua itu berlaku bagi petani sawit yang sudah bermitra. Bermitra dengan pemilik pabrik kelapa sawit. Itulah yang disebut kebun plasma. Plasma bukan kata sakti. Tapi bisa jadi solusi.
Ketika kelompok tani punya perjanjian yang jelas dengan pabrik, maka harga pun ikut jelas. Tak perlu lagi menyerahkan buah dengan gelisah kepada tengkulak. Tak perlu lagi tawar-menawar di pinggir jalan dengan hati berdebar.
Dinas Perkebunan berharap, lewat kemitraan seperti ini, harga TBS bisa stabil. Dan petani bisa lebih sejahtera—bukan hanya sekadar bertahan. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post