Wawali Bontang Semprot Bapperida: Riset Kok Pakai Data BPS?

Suriadi Said
21 Mei 2025 23:27
2 menit membaca

BONTANG, Pranala.co — Rapat koordinasi lanjutan yang membahas isu kemiskinan dan ketenagakerjaan di Kota Bontang memanas ketika Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, secara terbuka menegur seorang pegawai Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bontang.

Teguran itu muncul lantaran pegawai tersebut memaparkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam presentasinya, alih-alih menggunakan data hasil kajian internal lembaga.

Agus Haris tak menutupi kekecewaannya. Ia menyebut bahwa Bapperida, sebagai lembaga perencana dan riset daerah, seharusnya mampu menghasilkan data mandiri, bukan bergantung sepenuhnya pada instansi eksternal.

“Kan sudah jelas dia itu lembaga riset, masa pakai data yang lain. Kalau begitu, bagaimana kita tahu kondisi ril di lapangan?” tegas Agus Haris, Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, data yang digunakan untuk penyusunan kebijakan harus diverifikasi melalui observasi langsung agar benar-benar mencerminkan realitas masyarakat. Tanpa itu, potensi kesalahan dalam pengambilan kebijakan bisa sangat besar.

Lebih jauh, Agus Haris menekankan bahwa penggunaan data yang valid, faktual, dan berbasis lapangan menjadi fondasi utama untuk menyusun program-program strategis, terutama yang menyentuh isu sensitif seperti pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran.

“Kalau data tidak kita kumpulkan sendiri, bagaimana kita mau menyusun program yang tepat sasaran? Harus ada akuntabilitas dalam perencanaan pembangunan,” tegasnya lagi.

Wakil Wali Kota juga mendorong agar Bapperida dan seluruh perangkat daerah di Kota Bontang meningkatkan sinergi dalam hal pengumpulan dan pemutakhiran data.

Ia menyebut bahwa sinergi ini penting untuk memastikan semua data yang digunakan dalam perencanaan pembangunan benar-benar menggambarkan realitas sosial dan ekonomi masyarakat Bontang.

“Saya harap ke depan, data yang digunakan bisa menjadi acuan valid untuk arah kebijakan daerah. Jangan sampai kita membuat kebijakan berdasarkan asumsi atau copy-paste dari luar,” imbuhnya.

Agus Haris meminta agar Bapperida Bontang segera memperkuat metode riset internal, termasuk pelatihan tim lapangan, agar lembaga tersebut bisa benar-benar menjadi pusat data strategis bagi Kota Bontang.

“Kalau kita serius ingin menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, maka langkah awalnya adalah data yang akurat dan milik kita sendiri,” pungkasnya. [ZI]

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *