Samarinda, PRANALA.CO – Ada yang sedang gaduh di dunia maya. Bukan soal artis kawin cerai. Tapi tentang gaji. Gaji yang belum dibayar.
Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) kini jadi buah bibir. Bukan karena prestasi medisnya. Tapi karena kasus tunggakan gaji para karyawannya. Dan rupanya, warganet ikut bicara.
Semuanya bermula dari sebuah cuplikan video berdurasi 1 menit 16 detik yang tayang di akun Instagram @kaltim_ngapa. Sampai artikel ini ditulis, sudah 73.700 orang menontonnya. Tak sedikit yang membagikan, tak sedikit pula yang berkomentar. Mayoritas… geram.
Di video itu tampak potongan momen panas: perseteruan antara keluarga salah satu karyawan, inisial Sj, dan kuasa hukum RSHD Samarinda, Febrianus Kuri Kefi, di kantor Disnakertrans Kaltim, Jumat 11 April 2025 lalu. Latar belakangnya? Ya, soal gaji.
Setelah itu, video memperlihatkan beberapa karyawan—Enie Rahayu Ningsih, Agus Mu’alim, dan Jumadi—yang menggelar konferensi pers di tempat yang sama. Mereka membawa dokumen. SK kerja, SK pemberhentian. Bukti bahwa mereka bekerja. Dan kini menuntut hak.
Lalu potongan terakhir video itu, barulah puncaknya. Sejumlah pemberitaan tentang potensi denda bagi manajemen RSHD karena belum membayar gaji para pegawainya. Lengkap sudah: tuntutan, bukti, dan ancaman sanksi.
Di kolom komentar, suara-suara kecewa berhamburan.
“Paraaahhh sihh,” tulis akun @sandri_albanjarie.
“Kasiannya eeh karyawannya, parah jua si manajemennya kalua ampai kaya gini,” tulis @labib__75.
“Gaji orang kerja harus dibayar lah, jangan ditunda. Mereka punya keluarga yang harus dinafkahi,” timpal @ridwanmhs01.
Yang lebih pedas, datang dari mantan pasien.
“Cukup ekali kesitu, pakai BPJS pelayanannya nggak jelas untuk rawat inap,” tulis akun @fdsbahr.
Ada juga komentar dari keluarga karyawan yang gajinya belum dibayar.
“Parah min, sampai sekarang uang istri saya belum dibayarkan,” keluh @inal-ryw.
Yang menarik, bahkan ada yang bersyukur sudah tidak bekerja di sana.
“Untung suamiku sudah resign tahun 2022 dari situ. Gajinya ngadat juga, dicicil pula,” ungkap akun @xx.errrrrrrrrr_.
Redaksi sebenarnya telah berupaya mengonfirmasi masalah ini sejak pertengahan Maret 2025. Kepada dua tokoh penting di balik manajemen RSHD Samarinda: drh. Iliansyah (CEO PT Medical Etam) dan Sulikah (General Manager RSHD). Tapi sampai hari ini, 16 April 2025, mereka belum angkat bicara. Bungkam.
Yang sempat bersuara hanya kuasa hukumnya, Febrianus Kuri Kefi. Katanya, manajemen sebenarnya punya itikad baik.
“Manajemen punya komitmen untuk membayar. Untuk THR sudah kami bayarkan pada 27 Maret lalu,” ujar Febrianus di kantor Disnakertrans Kaltim, Jumat lalu.
Itikad baik memang penting. Tapi bagi para pekerja, gaji bukan sekadar niat. Itu soal nasi di meja. Soal anak sekolah. Soal listrik dan uang kontrakan.
Kini warganet sudah tahu. Karyawan sudah bersuara. Pemerintah daerah mulai mencatat. Tinggal satu yang ditunggu: realisasi.
Karena gaji itu bukan hadiah. Tapi hak. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post