Ratusan Tenaga Medis di Kaltim Diisolasi, Pasien Diminta Jujur RATUSAN tenaga medis di Kalimantan Timur ‘terpaksa’ harus diistirahatkan. Ada yang menjalani isolasi secara mandiri maupun yang difasilitasi pemerintah. Hal ini petugas medis itu menjalani rapid test dengan hasil reaktif.
Sementara, sebagiannya lagi harus diistirahatkan karena memiliki riwayat kontak dengan pasien yang reaktif rapid test. Hingga saat ini, Pemprov Kaltim diketahui belum menerima data pasti dari kabupaten kota, terkait berapa sebenarnya jumlah petugas medis yang terpaksa diistirahatkan sementara dari tugasnya di fasilitas kesehatan (faskes).
Kondisi ini begitu disayangkan karena tenaga medis ada di barisan terdepan untuk menghadapi pandemi Corona. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak, mengaku prihatin atas penambahan ini. Dia juga menyesalkan pasien yang tidak terbuka saat diperiksa.
“Untuk hasil rapid test tenaga kesehatan kami belum menerima update. Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, perkembangannya masih seperti yang ada saat itu,” ujar Andi M Ishak Plt Kadinkes Kaltim, Jumat (1/5).
Lanjut Andi, mengenai tenaga kesehatan yang dirawat akibat COVID-19 hingga saat ini belum ada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif. Namun ada yang saat ini melakukan karantina karena hasil rapid test reaktif sehingga harus diistirahatkan. Hal ini sangat disesalkan karena terjadi akibat tidak jujurnya masyarakat untuk memberitahukan riwayat perjalanannya.
Kasus terbaru, ada 34 tenaga medis di Puskesmas Long Ikis yang terpaksa menjalani karantina untuk menghindari penyebaran COVID-19. Puskesmas Long Ikis pun menghentikan pelayanan untuk sementara sejak hari ini.
Dia sebelumnya juga pernah menyampaikan bahwa Pemkot Bontang telah melaporkan detail hasil rapid test yang dilakukan. Hasilnya menunjukkan sebanyak 35 tenaga medis RSUD Taman Husada Bontang dinyatakan reaktif.
Selain RSUD Bontang, juga terdapat petugas medis dari rumah sakit lainnya di Bontang yang dinyatakan reaktif. Mereka adalah satu petugas medis dari Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB), dan 6 petugas medis dari Rumah Sakit Pupuk Kaltim (RSPKT). Sehingga total ada 42 tenaga medis di Bontang yang hasil rapid test-nya reaktif.
Adapula 64 tenaga medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang diistirahatkan dan diisolasi setelah mereka terlibat kontak dengan pasien yang hasil rapid test Corona-nya reaktif.
Jika ditotal ada sebanyak 119 petugas medis di Kalimantan Timur, yang harus diistirahatkan sementara dari tugasnya di fasilitas kesehatan. Meski belum menerima laporan dari pihak rumah sakit, terkait sumber daya dalam menangani pasien Covid-19. Andi M Ishak bilang, tidak menutup kemungkinan Dinas Kesehatan Kaltim akan membuka rekrutmen relawan untuk membantu penanganan pasien di faskes.
Memang saat ini, kata Andi, pihaknya belum ada melakukan upaya rekrutmen (relawan petugas medis). Jadi upaya ini masih diberikan kepada kabupaten kota, untuk melakukan dan memenuhi ketersediaan petugas medis.
“Nantinya, apabila kasus ini terus berkembang sehingga kemampuan sarana medis melebihi batas maksimum yang bisa mereka berikan, maka hal itu kemudian yang menjadi analisa kami kemungkinan melakukan rekrutmen itu ke depan,” urai dia.
Sementara itu, kasus positif Corona di Kaltim tercatat ada penambahan dua kasus yang terjadi di Kabupaten Kutai Timur. Keduanya merupakan klaster Gowa. Tambahan dua kasus membuat jumlah pasien yang terkonfirmasi menjadi 136 kasus, 122 kasus masih dalam perawatan, 13 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal dunia. (*)
Discussion about this post