pranala.co – Pengerjaan proyek turap di aliran Sungai Bontang Kelurahan Gunung Elai, diprediksi bakal meleset dari target lantaran musim hujan yang sulit diprediksi.
Dari pantauan pranala.co, sekira 40-an pekerja tengah sibuk mengerjakan membangun turap dengan tinggi sekira 3 meter. Sementara, dua unit ekskavator disibukkan dengan penggalian tanah sungai.
Menurut informasi yang dihimpun pranala.co, proyek tersebut mendapatkan pendanaan dari bantuan keuangan alias (Bankeu) APBD Bontang TA 2022 senilai Rp 16,7 miliar. Sebagai kontraktor pelaksana yakni PT Bumi Lasinrang dan PT Berau Nusantara Beton (KSO).
Ditemui saat mengawas jalannya proyek, Kontraktor Penyedia Karno menerangkan, pekerjaan yang di mulai sejak 2 Agustus 2022 lalu tersebut, dihambat dengan curah hujan yang tinggi beberapa minggu belakangan ini.
Akibatnya, tanah pondasi turap harus tergenang dan tidak dapat dilakukan semenisasi beton. Dengan target pengerjaan selama 180 hari kalender, waktu itu dirasa masih kurang bila ditarget rampung pada akhir Desember 2022.
Dia bilang, proyek turap tersebut berpeluang menambah masa kontrak. Sehingga dipastikan rampung pada awal 2023 mendatang.
“Banjir Sabtu sampai Minggu kemarin itu, buat kerja kami makin lambat. Melenceng dari target hari itu,” kata Karno, Rabu (28/9/2022).
Terkait pelebaran sungai, dia bilang, dua ekskavator difungsikan untuk membuat galian pondasi dan melebarkan dua sisi sungai. Pelebaran sungai dipatok mulai dari jembatan di Jalan Brokoli Raya, Bontang dengan lebar 11 meter. Menuju jembatan Jalan Paprika seluas 14 meter. Sepanjang 318 meter di sisi kiri dan kanan sungai.
“Patokannya dari jembatan itu mas. Meluas ke depan 14 meter,” terangnya.
Ke depan, demi mengejar target pihak kontraktor bakal menambah jumlah pekerja. Dia bilang, saat ini kebanyakan pekerja didatangkan langsung dari Pulau Jawa. Dengan asumsi 60 persen dari Pulau Jawa, sisanya berasal dari Bontang.
“Awal tahun nanti mungkin baru bisa kelar,” tuturnya. (*)
Discussion about this post