pranala.co – Kondisi geografis wilayah Kota Bontang 2/3 adalah laut, sudah seyogyanya penguatan infranstruktur ekonomi berbasis maritim dilakukan. Salah satunya rencana terminal Peti kemas di Pelabuhan Lok Tuan, Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Pembangunan rencananya tak memakai sisi darat Pelabuhan Loktuan, melainkan sisi laut. Luasnya sekitar 3,6 hektare. “3,6 hektare ini (luasnya). Jadi pelabuhan Peti kemas yang terbesar di Kaltim. Kita tak gunakan sisi darat, tapi menggunakan sisi laut,” kata Calon Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.
Paslon bernomor dua itu mengatakan, dirinya menyadari dengan wilayah Bontang yang 70 persen merupakan laut, konsep smart city berbasis kemaritiman jadi harapan menuju kecerahan ekonomi di masa depan.
Lebih lanjut, Neni Moerniaeni percaya pintu masuk perekonomian di Bontang melalui laut. Sebab itu pengutan sektor maritim jadi barang wajib dilakukan pemerintah. Proyek infranstruktur yang menjorok ke laut tersebut, bahkan tak akan mengambil dana APBD Bontang sepeser rupiah pun. Pembangunan tersebut rencananya menggunakan dana pihak ketiga; Pelindo.
Dalam pemaparan Pelindo awal tahun 2020 lalu, diketahui, tahapan pengembangan terminal peti kemas Pelabuhan Loktuan Bontang terbagi jadi 3 bagian. Mulai dari tahapan pengembangan jangka pendek (2020-2024), menengah (2025-2030) dan panjang (2031-2035).
Rencana nilai investasi masing-masing tahapan beragam, yakni jangka pendek Rp500 miliar, jangka menengah Rp1,46 triliun dan jangka panjang Rp581 miliar.
Diketahui, dalam pembangunan proyek pengembangan Pelabuhan Lok Tuan, Bontang bakal dilakukan reklamasi. Sekitar 52 ribu meter per segi laut bakal direklamasi menjadi daratan.
Di atas daratan tersebut rencananya bakal berdiri container yard seluas 38 ribu meter, dermaga IV dan V dengan ukuran 140×18 meter, area pergudangan atay CFS dengan luas sekitar 5 ribu meter dan fasilitas/utilitas 6 ribu meter.
“Untuk pembuatan dilakukan reklamasi terlebih dulu,” tuturnya.
Discussion about this post