Target kapasitas terminal peti kemas sebesar 180 ribu TEus per tahun pada tahapan proyek jangka pendek yang dilakukan hingga 2024. Adapun peralatan bongkar muat yang direncanakan, di antaranya container crane, reach stacker, head truck, tronton dan forklift.
Menurutnya, pengembangan terminal peti kemas di Bontang dipercaya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. “Dampak ekonomi akan kelihatan, terutama multiplier effect. Mulai dari menyerap tenaga kerja pada proses pembangunan, hingga jadinya itu,” ungkapnya.
Dia pun berasumsi pertumbuhan peti kemas sekitar 3 persen di setiap tahunnya mulai 2021. Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dalam skenario normal. “Kalau asumsi pertumbuhan curah sekitar 2 persen melihat growth ekonomi di Bontang,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata dia, total arus peti kemas atau throughput awal diprediksi mencapai 77 ribu TEUs yang terdiri dari; kontainer bongkar 59 ribu TEUs dan kontainer muat 18 ribu TEUs. Untuk kontainer muat kepastian produknya dari amonium nitrat PT KAN.
Lalu seberapa besar keperluan terminal peti kemas di Bontang?
Ditetapkannya calon Ibu Kota Negara ( IKN ) di Kaltim, secara langsung atau tak langsung berpengaruh kepada pertumbuhan arus barang dagang dan jasa.
Sebab itu Bontang yang diproyeksikan pemerintah sebagai kota industri, harus menjadi gate way wilayah Kalimantan Timur, selain Balikpapan dan Samarinda.
Ditambah lagi proyek strategis nasional Jalan Tol Samarinda – Bontang tinggal menunggu waktu. Arus barang bakal lebih cepat. Potensi kebutuhan dan hasil industri di wilayah Bontang menggunakan peti kemas juga semakin tinggi tiap tahunnya.
Dengan adanya terminal peti kemas juga mampu menekan biaya logistik, bayangkan saja biaya pengiriman peti kemas dari Samarinda ke Bontang hanya Rp 4juta per peti kemas. (id/re)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post