KALTIM, Pranala.co – Harga Bitcoin terpantau stabil. Bertahan di kisaran USD103.580 atau sekira Rp1,69 triliun (kurs Rp16.396 per USD). Ketahanan harga ini terjadi di tengah sorotan pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis lebih rendah dari perkiraan, serta perkembangan positif dalam hubungan dagang AS-Tiongkok.
Bitcoin sempat menggebrak psikologis pasar pekan lalu dengan menembus level USD100 ribu, didorong optimisme meredanya ketegangan dagang dua raksasa ekonomi dunia. Namun, sejak itu, pergerakannya mulai mendatar, seiring aksi ambil untung oleh investor dan kecermatan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed.
Mengutip Investing.com, inflasi AS versi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dirilis Selasa kemarin berada di bawah ekspektasi pasar. Angka tersebut langsung disambut optimisme, karena memberi ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menimbang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Namun, para analis tetap memperingatkan, langkah The Fed tidak akan gegabah. Bank sentral AS itu masih mengedepankan kredibilitas dalam memerangi inflasi, dan kemungkinan hanya akan memangkas suku bunga jika sinyal pelemahan ekonomi semakin jelas.
Pasar juga menyambut baik pernyataan bersama AS dan Tiongkok yang menyepakati penangguhan sementara tarif perdagangan selama 90 hari.
AS berencana menurunkan tarif terhadap produk Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara Tiongkok menurunkan tarif balasan dari 125 persen menjadi 10 persen.
Kabar ini mendorong ekspektasi bahwa ketegangan global bisa mereda, membuka ruang bagi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi yang lebih kondusif—termasuk bagi aset kripto.
Saat Bitcoin bergerak datar, sebagian besar altcoin mencatatkan kenaikan tipis hingga menengah.
Ethereum sendiri mencatat reli impresif dalam sebulan terakhir, dengan kenaikan 65 persen, setelah sempat tertinggal jauh dari Bitcoin. Tiga faktor utama di balik lonjakan ETH menurut firma sekuritas Bernstein adalah:
Dinamika pasar kripto juga disemarakkan oleh kabar dari eToro Group, platform perdagangan kripto asal Israel, yang akan melakukan IPO (Initial Public Offering) di Nasdaq Global Select Market. Perusahaan ini siap menghimpun sekitar USD620 juta, dengan harga saham ditetapkan USD52 per lembar—melampaui target awal.
Penawaran ini menilai valuasi eToro sebesar USD4,3 miliar, menandai kepercayaan investor yang terus tumbuh terhadap potensi sektor kripto, meski volatilitas tetap menjadi tantangan. [RED]
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
4 minggu lalu
[…] Pranala.co – Pasar kripto kembali bergerak lesu. Tapi Bitcoin masih tangguh. Meski turun, ia belum […]
4 minggu lalu
[…] Harga Bitcoin Stabil, Pasar Kripto Cerna Data Inflasi AS dan Tarik-Ulur Tarif Dagang […]