GM RS Haji Darjad Samarinda Mundur di Tengah Demo Tuntut Gaji Karyawan

Suriadi Said
5 Mei 2025 15:20
2 menit membaca

Puluhan karyawan dan mantan karyawan RS Haji Darjad Samarinda menggelar demo menuntut gaji yang tertunggak sejak Januari 2025. Manajemen bungkam, GM mundur mendadak. Begini kronologinya.

Samarinda, PRANALA.CO – Suasana Rumah Sakit Haji Darjad alias RSHD Samarinda mendadak panas, Senin (5/5/2025). Sejak pagi hingga siang, puluhan karyawan dan mantan karyawan memenuhi lobi Gedung Nilam, menuntut hak mereka: gaji yang tak kunjung dibayar.

Dengan membentangkan poster-poster protes, massa mendesak manajemen RS untuk memberikan kejelasan soal tunggakan upah sejak Januari 2025. Namun, harapan itu seperti berbicara ke dinding—tak satu pun pejabat manajemen muncul hingga demonstrasi bubar pukul 13.00 Wita.

Nama-nama petinggi RSHD Samarinda seperti CEO sekaligus Dirut PT Medical Etam, drh. Iliansyah, Plt Direktur Setiyo Irawan, GM Sulikah Amir, hingga HRD Mentari Oktamelina, diteriakkan agar keluar menemui massa. Namun yang keluar justru hanyalah kekecewaan.

Aksi yang awalnya berjalan damai berubah memanas. Pemicunya adalah kabar mengejutkan dari GM RSHD Sulikah Amir. Di tengah demonstrasi, ia dikabarkan mengundurkan diri mendadak. Lewat sambungan telepon, Sulikah menyatakan bahwa soal gaji kini menjadi urusan Raudina, Supervisor Keuangan RSHD Samarinda.

Kabar ini cepat menyebar di antara karyawan dan mantan karyawan melalui grup WhatsApp. Reaksinya? Ledakan kemarahan.

“Enak saja tiba-tiba mengundurkan diri. Ini jelas mau lari dari tanggung jawab. Kami tidak akan biarkan!” seru salah seorang karyawan dengan nada tinggi.

Kekesalan itu bahkan sempat berujung ketegangan di Front Office Gedung Nilam. Seorang staf manajemen, Salmawati, terlibat adu argumen dengan seorang mantan karyawan. Suasana semakin memanas sebelum akhirnya dilerai aparat kepolisian yang berjaga.

Ardiansyah, salah satu mantan karyawan RSHD, menilai manajemen RSHD Samarinda sejak awal memang tidak serius menyelesaikan persoalan ini.

“Dari panggilan Disnakertrans Kaltim sampai undangan DPRD Kaltim, mereka (manajemen) tidak pernah hadir langsung. Yang dikirim malah pengacara,” kata Ardiansyah, menahan geram.

Bahkan, tambahnya, kehadiran tim hukum RSHD di DPRD Kaltim sempat diusir karena dianggap tidak memenuhi kapasitas undangan.

Sementara itu, kekecewaan juga disuarakan oleh X, mantan perawat RSHD. Menurutnya, pelimpahan tanggung jawab dari GM kepada Supervisor Keuangan hanya akal-akalan.

“Saat kami minta Raudina (Supervisor Keuangan) keluar memberi penjelasan, dia malah bilang enggak tahu. Lalu kami harus ke siapa lagi? Kami cuma dilempar-lempar,” ujarnya.

Hingga kini, belum ada kejelasan dari manajemen RSHD mengenai pelunasan hak para karyawan dan mantan karyawan. Yang tersisa hanya ketidakpastian, rasa marah, dan semangat perjuangan yang belum padam. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *