Fakta Demografi Bontang 2024: Migrasi Tinggi, Penduduk Makin Padat

Suriadi Said
12 Mei 2025 11:40
2 menit membaca

Bontang, PRANALA.CO — Kota Bontang terus mencatat pertumbuhan jumlah penduduk yang signifikan seiring pesatnya pembangunan dan aktivitas industri di wilayah tersebut. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, jumlah penduduk Bontang pada tahun 2024 mencapai 191.811 jiwa.

Kepala BPS Bontang, Nur Wahid, menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk tidak hanya disumbang oleh faktor alami seperti kelahiran dan kematian, tetapi juga oleh tingginya arus migrasi masuk. Keberadaan dua perusahaan besar berskala internasional, PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim, menjadi magnet utama yang menarik pendatang dari berbagai daerah.

“Pertumbuhan penduduk Bontang terjadi baik karena kelahiran maupun migrasi. Ini menunjukkan dinamika demografi yang khas di kota industri,” ujar Nur Wahid, mengutip keterangannya, Senin [12/5/2025].

Secara geografis, persebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Bontang Utara, dengan total 89.010 jiwa atau sekitar 46,41% dari total penduduk kota. Disusul Kecamatan Bontang Selatan dengan 71.167 jiwa (37,10%) dan Bontang Barat sebanyak 31.634 jiwa (16,49%).

Meski Bontang Utara memiliki jumlah penduduk terbesar, tingkat kepadatan penduduknya juga tercatat paling tinggi. Kepadatan di Bontang Utara mencapai 2.695 jiwa per kilometer persegi, jauh di atas Bontang Selatan (642 jiwa/km²) dan Bontang Barat (1.764 jiwa/km²).

Dari sisi jenis kelamin, penduduk laki-laki masih mendominasi. Tercatat 99.151 penduduk laki-laki, lebih banyak dibandingkan perempuan yang berjumlah 92.660 jiwa. Rasio jenis kelamin Kota Bontang pada 2024 berada di angka 107,01. Artinya, terdapat sekitar 107–108 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.

Indikator demografi lainnya juga menunjukkan dinamika menarik. Pada tahun 2024, jumlah penduduk yang datang ke Bontang mencapai 5.925 orang, sementara yang pindah keluar sebanyak 5.768 orang. Di sisi lain, tercatat kelahiran sebanyak 1.736 jiwa dan angka kematian sebanyak 655 jiwa.

“Data ini penting sebagai dasar perencanaan pembangunan, terutama dalam penyediaan infrastruktur, fasilitas sosial, dan pelayanan publik di Kota Bontang,” tutup Nur Wahid. [DIAS]

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *