pranala.co – Rencana pembukaan rute baru pelayaran di Pelabuhan Lok Tuan, Kota Bontang, Kalimantan Timur berpotensi alami perubahan alur.
Kepala PT Pelni Cabang Samarinda Syarif Hidayat mengatakan semula alur yang diajukan ialah Bontang-Mamuju-Patoloan-Morowali. Namun setelah berkoordinasi dengan kantor pusat Pelni maka opsi yang memungkinkan ialah Bontang-Garongkong-Mamuju-Palu.
“Karena kalau ke Morowali kejauhan. Apalagi itu menyeberang juga,” sebut Syarif.
Tak hanya itu, kapal yang semula diproyeksikan untuk rute baru juga belum bisa dipastikan. Bahkan untuk KM Jetliner tidak masuk dalam pembahasan. Sementara untuk KM Sabuk Nusantara masih dibutuhkan di alur yang ada saat ini.
“Kemungkinan memakai kapal cadangan atau kalau bisa juga menggunakan kapal swasta,” bebernya.
Diharapkan rute baru ini bisa menampung 400 lebih penumpang. Sejatinya ada kapal swasta yang melayani ke Mamuju. Namun jumlah penumpang yang bisa diangkut hanya 100 orang. Syarif berharap segera mendapat kepastian dari pengajuan ini.
“Memang prosesnya masih panjang. Tapi keinginan Pemkot ialah agar segera bisa melayani penumpang,” terangnya.
Apalagi banyak penduduk Bontang yang berasal sebelumnya dari Mamuju. Kehadiran kapal rute baru bisa memecah jumlah penumpang saat mendekati hari keagamaan atau libur sekolah. Sebab selama ini penumpang yang terfokus di KM Egon dan Binaiya.
Terkaitpenyuplai BBM bersubsidi, dijelaskan Syarif bahwasanya Bontang akan menjadi home base bagi kapal perintis rute baru tersebut. Artinya, pemerintah setempat harus menyiapkan bahan bakar bersubsidi. Jadi itu bukan wewenang Pelni.
Menurutnya harus ada perusahaan yang bertugas. Sebab nantinya ini merupakan proyek negara. Artinya tidak semata-mata mencari keuntungan. Pengisian pun memakai kapal tongkang. Dengan harga bersubsidi.
“Biasanya yang bisa Pertamina. Mungkin ada pengusaha yang bisa utamanya akan kami berikan mandat,” ucapnya.
Keuntungan bukan diperoleh dari harga BBM nya. Tetapi dari jasa angkutnya. Meski demikian pembukaan rute baru dipastikan masih panjang. Sebab berdasarkan komunikasi dengan stakeholder terkait masih belum ada kepastian terkait kapal yang digunakan dan kapan dimulainya pelayaran baru. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post