pranala.co – Intensitas hujan yang tinggi sejak pagi tadi, mengakibatkan beberapa titik rawan banjir di Bontang mulai tergenang. Terpantau, hingga pukul 11.23 Wita hujan belum juga reda, Sabtu (24/9/2022).
Melalui alat pemantau banjir Kompas Bontang, ketinggian air di Inbis Aren alias belakang X-Toys sudah mencapai 3.8 meter. Dalam catatan kompas, bila air sudah mencapai 3 meter lebih, status air sudah dalam level bahaya.
Saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Bontang Zainuddin mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk memantau titik potensi banjir, seperti Guntung, Api-Api dan Kanaan.
“Tim sudah turun ke lapangan. Saya tidak bisa kasih laporan real-time, karena sedang dalam perjalanan keluar kota. Saya arahkan langsung ke tim ya,” kata dia.
Diperkirakan hujan akan mulai reda total pada pukul 14.00 Wita nanti. Zainuddin menerangkan, bahaya banjir parah tidak akan terjadi bila di Kutim alias hulu sungai tidak alami hujan lebat serupa.
“Kalau Kutim tidak lebat, kemungkinan banjir akan cepat surut,” terangnya.
Diketahui, saat ini ketinggian air di Kilometer 5 terpantau sudah mencapai 2,9 meter. Hampir menyentuh titik bahaya banjir. Beberapa titik rawan banjir, menurut informasi yang dihimpun sudah mulai tergenang. Seperti di Tanjung Laut, Kanaan, dan Api-Api.
Masterplan Banjir Baru 50 Persen
Kajian mengenai penguraian masalah banjir di Bontang, Kalimantan Timur masih dalam tahap penyusunan. Berdasarkan informasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) saat ini progresnya masih 50 persen.
Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Bontang, Edi Suprapto membenarkan kondisi tersebut. “Saat ini masih jalan penyusunan masterplannya,” kata Edi.
Ia menaksir bahwa kajian itu bakal rampung pada akhir tahun. Sesuai dengan batas waktu kontrak yang terjadi pasca-proses tender.
Dia juga meminta publik pun bersabar. Sebab kajian ini bersifat komprehensif. Sehingga dapat mengatasi banjir dalam tiga fase. Baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Namun jika ditilik dari jadwal penandatanganan kontrak di Layanan Pengadaan Secara Elektronik terjadi pada pertengahan April lalu. Bila kontrak ini berdurasi enam bulan. Maka seharusnya penyusunan akan rampung pada pertengahan bulan depan.
“Kontraknya enam bulan,” ucapnya.
Edi juga menjelaskan penanganan detail penanganan banjir akan tertuang dalam batang tubuh APBD 2024. Sebab untuk anggaran tahun depan juga akan dibahas dua bulan sebelum 2022 berakhir. Tetapi tentunya tidak telalu jauh dari masterplan terkait program yang akan diusulkan di tahun depan. (*)
Discussion about this post