Strategi Neni Meramu Produta di Tengah ‘Tsunami’ Anggaran
DI AWAL kepimpinannya, 2016, Neni Moerniaeni sebagai Wali Kota Bontang, langsung dihantam ‘tsunami’ anggaran. Bayangkankan saja, dari APBD 2015 Bontang senilai Rp 1,9 triliun, turun drastis hanya mencapai Rp 900 miliar pada tahun 2016.
Uang sebesar itu pun harus dikelola dengan baik. Terutama mengutamakan bidang pendidikan dan kesehatan sesuai porsinya, masing-masing 20 persen. Bukan pekerjaan mudah. Apalagi, masih ada janji program saat kampanye yang harus direalisasikannya. Salah satunya, Program Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Program Rp 200 Juta Per-RT alias Produta.
Tak hanya produta, program pemberian seragam, tas, dan sepatu sekolah juga bakal mundur tahun depan. Di tahun pertamanya, pemerintahan bakal memfokuskan pada evaluasi birokrasi dan program tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Fokusnya memastikan anggaran yang dijalankan tepat sasaran.
Tahun ke tahun, wanita berlatar belakang dokter spesialis itu mampu survive hingga APBD Bontang terus meningkat setiap tahunnya. Selama kurang lebih 3,5 tahun, pemerintahan Neni Moerniaeni yang memimpin Bontang, terus melakukan upaya besar dalam hal mewujudkan visi misinya. Tak hanya sebagai janji kampanye saja, namun masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bontang 2016-2021 termasuk capaian indikatornya.
Pelan namun pasti, APBD terus membaik. Produta juga ikut berjalan. Contohnya saja. Di Kelurahan Belimbing, Pemkot menggelontorkan dana Rp 1,2 miliar untuk 51 Rukun Tetangga. Alokasi dana sampai Rp 200 juta per RT itu, difokuskan pada kegiatan yang mendukung program pembangunan Smart City, Green City, dan Creative City.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, Aji Erlinawaty, bilang ada empat tujuan Produta ini, yakni; untuk meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan; Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana lingkungan RT; Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan sosial dan ekonomi; dan, meningkatkan fasilitasi penyelenggaraan pelayanan administrasi RT.
“Usulan Produta harus mencakup Smart, Green, dan Creative City. Jenis kegiatannya nanti diusulkan warga. Jadi, usulan ini harus disepakati warga dan ketua RT setempat,” kata Aji.
Untuk Smart City, kata Aji, kegiatan berupa peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan. Atau bisa pula rehabilitasi ringan infrastruktur dan utilitas umum di lingkungan RT. Sementara Green City mencakup kegiatan terkait peningkatan lingkungan hidup atau peningkatan lingkungan permukiman. Terakhir, Creative City. Ini berupa kegiatan yang mendukung pengembangan kegiatan perekonomian pada sektor ekonomi kreatif.
“Kalau Smart City, bisa saja usulkan posyandu, cctv, sarana olahraga, peningkatan PHBS. Bisa juga usulkan pengelolaan sampah, pengadaan APAR, sumur serapan yang termasuk Green City. Kalau cakupan Creative City, bisa pelatihan pengembangan usaha, hingga pinjaman modal usaha kecil,” papar Aji lagi.
Efek Produta bisa langsung dirasakan warga setempat. Sebab, semua usulan sudah melalui rembuk dan usulan diteruskan ke pihak kelurahan. Itu juga diakui, Lurah Tanjung Laut, Azidah. Azidah bilang manfaat Produta sangat dirasakan langsung warganya. “Mungkin bukan hanya warga Tanjung Laut, tapi di kelurahan yang lain juga,” ujarnya saat ditemui dikantornya Jumat (14/8/2020).
Azidah lanjutkan, usulan warga harus mengacu pada Perwali sehingga tidak menyeleweng dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Sebelum direalisasikan, usulan itu juga akan diverifikasi tim kecamatan dan inspektorat kota.
Serupa Lurah Berebas Tengah, Mustamin Syam. Kata dia, usulan Produta tahun ini di 62 RT didominasi pekerjaan fisik. Sehingga dirinya berharap, agar wabah Covid-19 ini bisa segera mereda agar seluruh usulan produta utamanya pekerjaan fisik bisa rampung tepat waktu.
“Harapan kami semoga bisa berjalan lancar, tidak ada kendala, perusahaan atau kontraktor yang ditunjuk bisa lancar dari segi pembayaran, tidak bermasalah di kemudian hari, dan hasilnya bisa dirasakan masyarakat,” pungkasnya
Kepuasan warga atas Produta ini juga terlontar dari mulut Ketua RT 09 Kelurahan Tanjung Laut, Syahril. Dia bilang Produta tahun ini benar-benar hasil rembuk warga yang menjadi kebutuhan prioritas warganya. Diantaranya, perbaikan parit. Sebab, saat ini sudah banyak keadaan parit di lingkungannya sudah rusak.
Bukan itu saja, pengadaan barang untuk kebutuhan masyarakat, seperti kursi-kursi, meja untuk Posyandu, hingga lampu penerangan di lingkungan setempat. “Artinya program seperti ini sangat baik sekali karena langsung menyentuh masyarakat. Seperti perbaikan lingkungan kita juga bagus karena dapat cepat terlaksana,” ujarnya, Sabtu (15/8/2020).
Terpisah, Ketua Forum RT Kelurahan Tanjung Laut mengakui kendala awal Produta masalah anggaran karena keuangan daerah defisit kala itu. Dia memaklumi, namun secara keseluruhan program ini sangat dibutuhkan masyarakat. Mulai dari renovasi Posyandu di RT 33.
“Kalau bisa program seperti ini dapat diteruskan karena itu sangat bermanfaat untuk warga di RT masing-masing,” tutupnya.
Bukan melulu usulan fisik saja. Di Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara, pengadaan titik wifi di setiap RT. Di RT 27 misalnya, terlihat router wifi terpampang di depan pintu rumah Ketua RT yang diperuntukkan untuk warganya.
Apalagi kondisi adanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang banyak dikeluhkan orang tua siswa, terlebih perihal kuota. Wifi dari Produta ini bisa jadi solusi yang sudah terpasang sejak 2018 lalu.
“Mulai dipasang sejak 2018 mas, masuk di Produta. Biasa anak-anak ngerjain PR di sini, makanya saya siapkan meja kursi. Kadang didampingi juga orangtuanya,” ujar Sukri, Ketua RT 27 Lok Tuan.
Sukri, sekaligus Ketua Forum RT Kelurahan Lok Tuan itu berencana menambah lagi akses Wifi agar jangkauan lebih luas lagi. “Jadi cukup terbantulah dengan adanya Wifi ini. Kami mau tambah akses lagi biar jangkauannya lebih luas pula. Nanti bisa kita masukan di Produta juga,” jelasnya.
Bukan hanya Fasilitas Wifi, RT 17 Lok Tuan pun memanfaatkan dana Produta untuk membeli kamera CCTV demi menjaga keamanan di wilayahnya. Di 2019, dia membeli 6 unit CCTV yang bisa langsung memonitoring melalui ponsel.
“Karena belum ada kegiatan ronda jadi bisa membantu pengawasan malam hari,” ujar Mustamin Ketua RT 17 Kelurahan Lok Tuan.
Dikonfirmasi terpisah, Lurah Lok Tuan, Takwin mengatakan pemasangan Wifi tersebut telah dimulai sejak 2018 yang pendanaanya bersumber dari APBD Kota Bontang. Ada 50 titik dari 52 RT di Lok Tuan. Sisanya, dua RT belum terjangkau jaringan dan fasilitas Telkom.
“Kedua RT itu karena jaringan Telkom belum sampai di sana. Satunya lagi masuk wilayah perumahan. Rata-rata telah memiliki akses internet sendiri,” jelasnya. (tm/is/ril)
Discussion about this post