pranala.co – Penanganan Jalan Teratai di Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur sudah memasuki tahap akhir. Perbaikan jalan ini dilakukan UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Umum (PIPU) Wilayah II Dinas PUPR dan Pera Kaltim.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda menjelaskan per hari ini, Kamis (10/8/2022) progres seluruh kegiatan penanganan sudah mencapai 95 persen.
“Hari ini tinggal pengecoran akhir. Posisi sudah di simpang Jembatan Mahulu,” ungkap Nanda, Kamis (11/8/2022).
Untuk perbaikan status jalan yang merupakan kewenangan kota ini, Pemprov Kaltim mengerjakan sepanjang 500 meter. Sementara Pemkot Samarinda akan mengerjakan 500 meter lainnya.
Penanganan yang dilakukan UPTD PIPU Wilayah II menggunakan metode swakelola. Sedangkan Dinas PUPR Kota Samarinda menggunakan metode penyedia. Dengan sistem swakelola, provinsi bisa mengerjakan titik lokasi parah terlebih dulu.
“Nanti kota akan menyelesaikan sisanya,” imbuhnya.
Penanganan lanjutan yang dilakukan UPTD PIPU Wilayah II berupa perkerasan kaku (rigid pavement) dengan panjang ± 500 meter, lebar jalan 8 m, ketebalan ± 28 cm dan lantai kerja (lean concrete) 10 sentimeter.
Nanda bersyukur karena semua pemangku kepentingan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan, terutama FKPM Kelurahan Loa Buah yang sangat aktif membantu kelancaran kegiatan di lapangan.
Setelah perbaikan ini diharapkan jalur lalu lintas dari dan menuju Kota Samarinda melalui Jembatan Mahulu akan semakin lancar dan lebih mulus. Baik kendaraan roda dua, roda empat hingga kendaraan bertonase berat.
Sebagai pengingat. Kerusakan parah di Jalan Teratai itu diperkirakan sepanjang 1 kilometer. Keluhan banyak disampaikan masyarakat di berbagai media sosial dan berbagai spanduk di sekitar jalan rusak tersebut.
Jalur ini sangat penting. Sebab menjadi akses vital yang menghubungkan Samarinda dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan. Jalur ini juga menjadi satu-satunya akses kendaraan dengan tonase besar untuk bisa menyeberangi Sungai Mahakam.
Sebelumnya, masyarakat melakukan perbaikan sendiri jalan rusak secara swadaya. Namun karena hujan sering mengguyur dan karena hampir setiap hari dilintasi kendaraan dengan tonase berat, maka jalan menjadi semakin licin dan kembali parah. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post