Bontang, PRANALA.CO – Nama aslinya Rahmat Afandi. Tapi semua orang di panggung memanggilnya Fandy. Pemuda 22 tahun ini hari-harinya biasa saja — kecuali kalau sudah menyanyi. Suaranya bulat, khas, dan dalam. Tidak heran, ia begitu percaya diri ketika memutuskan ikut audisi Dangdut Akademi (DA) 7 tahun ini.
Sabtu (3/5/2025) sore itu, Fandy baru saja selesai latihan vokal di Samarinda. Suaranya terdengar lelah tapi masih ramah ketika dihubungi. “Bernyanyi itu bukan cuma soal nada, tapi soal rasa. Lagu itu cerita hidup. Saya ingin orang lain bisa ikut merasakannya,” katanya.
Fandy tumbuh di Bontang. Ia pertama kali naik panggung umur 15. Panggungnya kecil saja: lomba 17-an di kampungnya. Lagunya Gerimis Melanda Hati. Waktu itu dia belum tahu bahwa lagu itulah yang perlahan akan membawanya jauh dari kampung halaman.
Ia tak pernah belajar vokal secara formal. Gurunya hanya radio tua di rumah dan album-album H. Rhoma Irama. “Dia raja dangdut. Tapi buat saya lebih dari itu. Beliau inspirasi hidup saya,” katanya pelan.
Dari panggung kecil ke panggung besar, langkahnya pelan-pelan mantap. Festival Dangdut se-Kaltim pernah dimenanginya. Paling berkesan, ketika 2023 lalu ia mewakili Kalimantan Timur di Forsa Idol tingkat nasional di Jakarta.
“Itu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Berdiri di panggung nasional, menyanyikan lagu dangdut, membawa nama Kaltim,” ujarnya.
Vokal Fandy klasik. Vibratonya terjaga, interpretasinya dalam. Ia memang lebih suka dangdut klasik. “Lagu klasik itu kaya cerita, kaya rasa. Saya ingin orang tenggelam di dalam lagu saat saya nyanyikan,” katanya.
Kini, menjelang audisi DA7, Fandy mengaku lebih sering berlatih — bukan cuma suara tapi juga ketenangan hati. Latihan pernapasan, jaga stamina, dan yang paling penting: minta doa orang tua.
“Orang tua saya selalu bilang: kalau punya mimpi, jangan setengah hati. Saya ingin buktikan itu. Ini bukan cuma untuk saya, tapi untuk keluarga dan Bontang,” katanya.
Bagi Fandy, audisi ini bukan hanya soal lomba. Ini soal mimpi yang perlahan jadi nyata. Soal lagu yang tak sekadar dinyanyikan, tapi diceritakan.
Sebelum menutup telepon, Fandy berpesan singkat — suara di ujung sana terasa hangat:
“Doakan kami dari Bontang. Semoga saya bisa bawa harum nama kota ini di panggung nasional.”
Dan seperti kata Rhoma Irama, idolanya: “Begadang boleh saja, asal ada artinya.”
Bagi Fandy, begadang dan latihan vokal selama ini memang ada artinya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
1 bulan lalu
[…] PRANALA.CO – Ada yang tak beres di Jalan KS Tubun, Tanjung Laut Indah, Kota Bontang. Sabtu siang itu, 3 Mei 2025, informasi dari warga yang gelisah sampai ke telinga Unit II […]