PRANALA.CO, Bontang – Dalam upaya menciptakan layanan publik yang inklusif dan ramah disabilitas, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia alias BKPSDM Bontang menggelar Pelatihan Bahasa Isyarat untuk seluruh pegawainya, Selasa, 5 November 2024, di Ruang Rapat BKPSDM.
Pelatihan ini bertujuan agar seluruh pegawai dapat memberikan layanan yang adil dan setara, termasuk kepada masyarakat dengan kebutuhan komunikasi khusus.
Acara ini menghadirkan Phisonia Sylvestris, pengajar senior di SLB PKT, sebagai narasumber. Pelatihan ini merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang mengatur hak setiap warga negara untuk memperoleh informasi, termasuk bagi saudara kita yang penyandang disabilitas.
Kepala BKPSDM Bontang, Sudi Priyanto, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan memperhatikan aspek inklusivitas.
“Kami ingin seluruh pegawai dapat berkomunikasi dengan masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus, termasuk masyarakat tuli yang memerlukan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi. Hal ini merupakan wujud pelayanan yang inklusif dan berpedoman pada prinsip-prinsip HAM,” jelas Sudi.
Pelatihan ini diikuti seluruh pegawai BKPSDM, dari petugas front liner hingga staf di ruang konsultasi. Kepala Bidang Penyelenggaraan E-Government, Yudhi Pancoro, mengapresiasi inisiatif ini.
“Pelatihan bahasa isyarat sangat penting untuk memperluas jangkauan layanan komunikasi dan informasi bagi masyarakat. Langkah ini merupakan bentuk komitmen BKPSDM dalam menciptakan pelayanan yang ramah dan inklusif bagi semua kalangan,” ungkap Yudhi.
Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan pemahaman dasar tentang bahasa isyarat, mulai dari gerakan tangan, ekspresi wajah, hingga cara berkomunikasi dengan Deaf Awareness. Para pegawai dilatih untuk menguasai kosakata dasar yang sering digunakan dalam pelayanan publik, seperti perkenalan, salam, nama, abjad, dan angka.
BKPSDM juga merencanakan untuk menerapkan hasil pelatihan ini ke dalam bentuk layanan digital. Seluruh video informasi publik yang dirilis oleh BKPSDM nantinya akan dilengkapi dengan layanan bahasa isyarat, sehingga informasi bisa diakses oleh masyarakat dengan kebutuhan komunikasi khusus.
“Kami percaya, dengan kemampuan berbahasa isyarat, pegawai akan lebih siap menerima dan melayani masyarakat disabilitas. Ini juga akan membantu dalam menyampaikan informasi secara inklusif,” tambah Sudi.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi SDM dalam pelayanan publik, mendukung aksesibilitas informasi, serta mewujudkan pelayanan yang lebih ramah bagi masyarakat dengan kebutuhan khusus. BKPSDM Bontang terus berkomitmen untuk menjadikan Kota Bontang sebagai contoh dalam pelayanan publik inklusif yang menghargai hak semua lapisan masyarakat.
Dengan adanya pelatihan bahasa isyarat ini, Kota Bontang diharapkan dapat mempermudah akses layanan publik bagi penyandang disabilitas, sehingga terwujud lingkungan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan seluruh masyarakat. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post