BONTANG – Dengan sebuah pisau pemotong dan balok kayu sebagai alas, Misyanto mencacah daun pandan sebagai bahan campuran bingkisan kembang tabur. Aroma khas dedaunan itupun semakin semerbak mewangi di sekitarnya.
Rutinitas itu dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan penjual kembang tabur. Terlebih ketika memasuki momen Ramadan saat kebutuhan kembang tabur semakin diminati.
Pekerjaan ini sudah menjadi kesehariannya mencari pundi rupiah. Selain daun pandan, Ia juga melayani permintaan kembang melati, mawar merah hingga mawar putih. Bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk prosesi pernikahan atau dekorasi acara.
“Stok sampai habis-habis kalau lagi musim begini. Harian bisa sediakan sampai 7 ikat daun pandan,” ucapnya saat ditemui.
Jika merujuk Google Maps, rumahnya berada tepat di samping Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Bontang, Jalan HM Ardans 3.
Jika ada permintaan dadakan, dia menyebut bakal mengusahakan. Pesanan bingkisan kembang dengan nilai Rp 50 hingga 150 Ribu pun bakal dipenuhi menyesuaikan ketersediaan jenis kembang yang dibutuhkan.
“Meskipun malam ya tetap diusahakan jika memang ada permintaan,” ujarnya. **
Discussion about this post