Samarinda, PRANALA.CO – Tak banyak yang tahu betapa beratnya pekerjaan para marbut masjid dan penjaga rumah ibadah di Kaltim. Diam-diam mereka mengabdikan hidup untuk memastikan tempat suci tetap bersih, nyaman, dan siap digunakan umat. Tapi tahun ini, untuk pertama kalinya, Pemprov Kalimantan Timur memberi hadiah luar biasa: perjalanan ibadah gratis ke tempat-tempat suci dunia.
Program ini adalah bagian dari Gratispol Generasi Emas, inisiatif sosial ambisius dari Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud bersama Wakil Gubernur Seno Aji. Bukan cuma soal pendidikan dan kesehatan gratis, tapi juga menyentuh sisi spiritual para penjaga iman lintas agama.
Melalui program ini, marbut masjid yang berpenghasilan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) akan diberangkatkan umrah. Bukan hanya umat Islam yang diperhatikan—penjaga rumah ibadah non-Muslim juga ikut diberangkatkan ke tempat suci sesuai keyakinan mereka.
“Kristen Protestan akan ke Yerusalem, Katolik ke Vatikan, Hindu ke India, Budha ke Magelang, dan Konghucu ke China,” jelas Dasmiah, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kaltim, Senin (21/4/2025), di stan Gratispol Convention Hall Samarinda.
Dasmiah menambahkan, verifikasi penerima manfaat sudah dilakukan secara ketat. Hanya mereka yang memenuhi kriteria pengabdian dan berpenghasilan di bawah UMR yang masuk dalam daftar.
“Ini bentuk penghormatan kami pada mereka yang selama ini bekerja dalam senyap,” katanya.
Pelaksanaan program ini dijalankan bertahap. Gelombang pertama pada 2025 akan memberangkatkan 896 orang. Tahun berikutnya meningkat menjadi 1.360 orang, dan dari 2027 hingga 2029 akan memberangkatkan sekitar 1.200 orang per tahun.
“Insya Allah, semua diberangkatkan sesuai jadwal. Tahun ini tiga orang pemeluk Konghucu dan 18 umat Budha juga akan berangkat. Kami tidak membedakan agama – semua punya hak untuk dihargai,” tegas Dasmiah.
Tak main-main, program ini juga dilandasi hukum yang jelas. Salah satunya Pasal 16 UU RI tentang Ibadah Umrah, dan disokong oleh UU Nomor 23 Tahun 2024 serta UU Nomor 14 Tahun 2023. Pemprov Kaltim kini tengah merampungkan Peraturan Gubernur (Pergub) serta petunjuk teknis (juknis) untuk memuluskan jalannya program.
“Kami sudah kirim Pergub ke Kemendagri dan sekarang dalam tahap pembahasan. Kami ingin program ini berjalan cepat, tepat, dan menyentuh sasaran,” ujar Dasmiah, penuh harap.
Program ini bukan hanya soal keberangkatan ibadah. Ia jadi simbol penghargaan atas pengabdian yang sering kali luput dari sorotan. Ini tentang mereka yang menyapu sajadah, membersihkan altar, menjaga lilin tetap menyala, atau memastikan dupa tak pernah padam—semua demi ruang suci yang nyaman untuk umat. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post