SANGATTA – Kebakaran melanda Desa Batu Timbau Ulu dan Desa Batu Timbau, Kecamatan Batu Ampar, Kutai Timur, pada Kamis (30/1/2025) petang. Peristiwa ini menghanguskan 109 rumah dan mengakibatkan 105 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
Api pertama kali muncul sekira pukul 16.10 WITA dari salah satu rumah warga di RT 05 yang ditinggal kosong oleh pemiliknya. Material bangunan yang mayoritas terbuat dari kayu membuat api dengan cepat membesar dan menyebar ke rumah-rumah lain.
Kepadatan permukiman di Desa Batu Timbau membuat api sulit dikendalikan. Selain itu, tidak adanya pos pemadam kebakaran di Batu Ampar memperparah situasi.
Warga secara swadaya berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam mandiri dan bantuan armada mobil tangki dari sejumlah perusahaan setempat.
Tim pemadam kebakaran (Damkar) dari Muara Bengkal dan Muara Ancalong juga turun tangan membantu. Upaya ini akhirnya berhasil, dan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.00 WITA.
“Kami bahkan harus merubuhkan beberapa bangunan untuk melokalisir api agar tidak merembet ke rumah lainnya,” ujar salah seorang warga yang terlibat dalam upaya pemadaman.
Camat Batu Ampar, Suriansyah Mutul, melaporkan bahwa total rumah yang terbakar mencapai 109 unit dengan 105 KK terdampak.
“Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai lebih dari Rp5 miliar,” jelas Suriansyah dalam laporannya, Jumat (31/1/2025).
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan (Disdamkartan) Kutai Timur, Failu, mengungkapkan bahwa letak geografis Desa Batu Timbau menyulitkan upaya pemadaman.
“Lokasi kebakaran cukup jauh dan sulit diakses oleh armada pemadam kebakaran. Kami sudah berupaya mencari jalur alternatif, tetapi akses ke lokasi bencana sangat terbatas,” ujarnya.
Merespons kejadian ini, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, langsung menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos) untuk segera menangani korban kebakaran.
“Kami telah mendirikan dapur umum untuk memastikan kebutuhan dasar korban terpenuhi,” kata Ardiansyah.
BPBD dan Dinsos juga tengah mendata jumlah korban dan kerugian material secara lebih rinci. Bantuan logistik, makanan, dan tempat tinggal sementara menjadi prioritas utama untuk meringankan beban warga yang terdampak. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post