BONTANG – Menjelang bulan suci Ramadan, umat Muslim di Indonesia menjalankan tradisi ziarah kubur sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan mendoakan mereka yang telah berpulang. Amalan ini merupakan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan memiliki makna spiritual yang mendalam.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW kerap berziarah ke makam para syuhada Uhud dan ahli Baqi’. Beliau mengucapkan salam dan mendoakan para ahli kubur dengan kalimat berikut:
“Assalaamu ‘alaikum ahlad diyāri minal mukminīna wal muslimīna wa innā insyā Allāhu bikum lähikum. Nas’alullaha lanaa walakumul ‘āfiyata.”
Artinya: “Semoga kesejahteraan tercurah atas kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan mukmin dan Muslim. Insya Allah, kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah kesejahteraan untuk kami dan kalian semua.”
Tata Cara Ziarah Kubur
Mengutip buku Panduan Fardu Kifayah Beserta Doa karya H. Sopian Riduan, berikut tata cara ziarah kubur yang bisa menjadi panduan bagi umat Islam:
1. Berwudhu Sebelum Melakukan Ziarah Kubur
2. Mengucapkan salam
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu adun ghadan mu ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun
Artinya: “Assalamualaikum. Hai, tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan insya Allah kami akan menyusul kalian.”
3. Berdoa
4. Jangan Duduk atau Menginjak Bagian Atas Makam
Tetaplah menjaga adab ketika melakukan ziarah makam. Jangan duduk atau menginjak bagian atas makam sebagai bentuk cara untuk menghormati. Hal ini berdasar hadits Rasulullah SAW yang mengatakan, “Janganlah kalian sholat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR Muslim)
Doa Ziarah Kubur
Doa ziarah kubur bisa merujuk hadits yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana beliau menuju makam Baqi (makam para sahabat di Madinah). Doa ini diawali dengan mengucapkan salam
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu’alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû’adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.
Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa berikut,
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Arab latin: Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.
Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.
Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.
Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)
Waktu Pelaksanaan Ziarah Kubur
Mengutip buku Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita karya Mutmainah Afra Rabbani, dijelaskan ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, tidak terikat dengan waktu.
Mengkhususkan waktu untuk berziarah kubur juga menjadi hal yang tidak diperbolehkan karena tidak ada dalilnya. Jadi tidak tepat meyakini bahwa ziarah kubur hanya dilakukan menjelang Ramadhan atau khusus di hari Jumat saja.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian)” (HR Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad). (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post