pranala.co – Wakil Wali Kota Bontang Najirah, meninjau langsung lokasi pembangunan turap di aliran sungai Gunung Elai RT 14, Bontang Utara, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (7/10/2022) pagi tadi.
Pembangunan turap yang digadang-gadang sebagai solusi penanggulangan banjir Bontang itu, menelan anggaran sekira Rp 16,7 miliar. Merupakan anggaran dari APBD Kaltim 2022. Disalurkan melalui program bantuan keuangan alias Bankeu. Saat di lokasi, Najirah mewanti-wanti kontraktor untuk serius mengerjakan proyek tersebut. Agar derita banjir bagi warga Bontang dapat tersudahi.
“Saya ingatkan kontraktor, pada Desember 2022 proyek ini harus segera selesai,” kata Najirah.
Sebagai orang nomor dua di Bontang, dia sengaja melakukan sidak tersebut. Agar kontraktor memahami bahwa keluhan masyarakat terkait banjir, sudah sering disampaikan kepada dirinya.
Ia komitmen, untuk terus memantau pembangunan turap yang sudah berjalan sejak Agustus 2022 lalu itu. “Makanya saya terus monitoring progres proyek ini,” ujarnya.
Dalam kasus banjir sebelumnya, Najirah bersama anak buahnya sudah melakukan langkah penanganan jangka pendek. Dengan menaruh sand bag alias pasir karung untuk menahan laju air ke rumah penduduk.
Ia mengklaim, langkah itu cukup berhasil. Karena setelah dipasangi sand bag air sudah tertahan di aliran sungai. Tidak masuk ke rumah warga. “Itu langkah antisipasi kemarin, cukup berhasil,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPRK Bontang Usman menyatakan, dari hasil laporan kontraktor proyek turap sudah mencapai 22 persen.
Dari pantauan media ini, di lokasi tersebut sudah berdiri dinding turap. Jaraknya sekitar 4 meter-an. Sudah dilapisi beton. Rencananya turap yang bakal dibuat di aliran sungai tersebut, sepanjang 320 meter di sisi kiri dan kanan sungai. Dengan ketinggian mencapai 6 meter.
Sisi kiri dan kanan sungai pun sudah dikeruk. Bakal pondasi beton dinding turap. Besi baja pun sudah dirakit. Tinggal menunggu giliran dipasang oleh pekerja.
“Ini progresnya sudah 22 persen, Desember 2022 kemungkinan bisa selesai,” ujar Usman.
Pun dirinya mengakui proyek tersebut telat dalam memulai pekerjaan. Pasalnya, pada Juli 2022 lalu, pihaknya telat mendapatkan kepastian anggaran. Sehingga, berdampak pada proses lelang proyek yang juga mengalami keterlambatan.
“Terpenting itu, kalau anggarannya sudah pasti. Proyek cepat aja berjalan,” bilang dia.
Di sisi lain, Site Manajer CV Bumi Lasinrang Dani menyatakan, bakal menambah pekerja demi mengejar deadline proyek. Dari yang saat ini tersedia, sebanyak 70 pekerja. Bakal ditambah 40 pekerja lagi.
Selain menambah jumlah pekerja, pihaknya bakal memberlakukan sistem over-time alias lembur. Sisanya, bergantung pada cuaca. Bila hari terik, maka pekerjaan bakal terus dikebut hingga malam hari.
“Tambah 40 lagi. Kami pakai strategi kerja over-time,” kata Dani.
Discussion about this post