Rapat koordinasi digelar, Senin (9/6) di Aula Autis Center. FOTO ZUAJIPranala.co, BONTANG – Sekolah swasta di Kota Bontang, Kaltim tak lama lagi akan mengikuti jejak sekolah negeri: gratis. Langkah ini diambil setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan bahwa pendidikan dasar, baik negeri maupun swasta, harus bebas biaya.
Pemerintah Kota Bontang tak tinggal diam. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) langsung tancap gas. Rapat koordinasi digelar, Senin (9/6) di Aula Autis Center.
Puluhan kepala sekolah swasta hadir. Plt Kadisdikbud Bontang, Saparuddin, memimpin langsung rapat tersebut.
Ia tak menutupi: kebijakan ini bukan perkara mudah. Perlu penyesuaian fiskal. Butuh regulasi teknis. Dan, tentu saja, kesiapan dari pihak sekolah.
“Yang hadir ini kebanyakan kepala sekolah, bukan ketua yayasan. Jadi belum bisa ambil keputusan final,” ucapnya.
Tapi sinyalnya jelas: sebagian sekolah swasta sudah menyatakan siap menggratiskan pendidikan. Alasannya sederhana: dana operasional sudah mencukupi.
Kuncinya ada di skema pendanaan baru. BOSDA akan dinaikkan hingga Rp280 ribu per siswa. Tak hanya itu, insentif untuk guru swasta juga digandakan. Dari semula Rp1,1 juta jadi Rp2 juta per bulan.
Jika ditambah bantuan dari Provinsi (Rp500 ribu) dan rencana pusat (Rp300 ribu), total yang diterima guru bisa tembus Rp2,8 juta.
“Yayasan tidak perlu pusing soal gaji guru. Kami siapkan polanya. Insentif ini tak lagi sekadar bonus, tapi menyerupai gaji dasar,” ujar Saparuddin.
Jika guru bersertifikasi, ada tambahan setara satu kali gaji. Meski belum setara UMR, ia berharap pendapatan ini cukup layak untuk menunjang kehidupan guru tanpa membebani sekolah atau orang tua murid.
Pelaksanaan sekolah gratis direncanakan dimulai lewat anggaran perubahan. Fokus awal ditujukan untuk siswa baru tahun ajaran 2025/2026.
“Empat sekolah swasta sudah menyatakan siap,” kata Saparuddin.
Ia menekankan, kebijakan ini penting untuk mencegah ketimpangan. Jika hanya sekolah negeri yang gratis, dikhawatirkan akan “diserbu” masyarakat. Sekolah swasta bisa kolaps.
“Padahal guru-guru swasta juga butuh hidup,” ucapnya singkat. [ZI]
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Pos Terkait
Tidak ada komentar