PRANALA.CO, Sumbawa – Indonesia menduduki peringkat empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dari 34 provinsi yang ada, Pulau Jawa lah yang menjadi pulau paling padat penduduk di Indonesia.
Tetapi tak hanya itu, ada pulau lain di Indonesia yang dinobatkan sebagai pulau terpadat di dunia, lho. Pulau Bungin namanya. Mungkin sebagian dari kamu masih asing saat mendengar nama pulau ini. Sejatinya, pulau ini terletak di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Dilansir dari situs Pariwisata Kabupaten Sumbawa, awal mulanya pulau ini berupa hamparan pasir putih dengan luas 3 hektare daratan utama. Seiring bertambahnya penduduk, luas pulau ini pun ikut bertambah.
Bertambahnya luas pulau ini dikarenakan adanya tradisi setempat, yang mewajibkan setiap pemuda yang hendak menikah untuk menyiapkan tempat membangun atau mendirikan rumah dengan cara menyusun batu-batu karang di sisi luar pulau.
Akibat terlalu padat, pulau ini bahkan tak memiliki lahan hijau dan tidak memilki garis pantai, karena lahannya semua tertutup oleh bangunan.
Pulau ini dihuni hingga 3.500 orang. Bahkan, saking padatnya, satu atap rumah bisa dihuni hingga tiga kepala keluarga. Padahal sejatinya pulau ini hanya berupa gundukan pasir pantai dan karang yang luasnya hanya 8,5 hingga 12 hektar saja. Bisa terbayang dong seberapa padatnya pulau ini?
Asal-usul Pulau Bungin
Ada beberapa versi sejarah mengenai siapa yang pertama kali menempati Pulau Bungin. Sebagian besar warga di pulau ini merupakan Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan, yang tiba di sini sejak lebih dari 200 tahun lalu.
<span;>Asal muasal Suku Bajo menduduki pulau ini adalah ketika permukiman pertama dirintis oleh Palema Mayu, putra dari enam bersaudara Raja Selayar pada abad ke-19.
Menurut cerita rakyat, Palema Mayu datang ke Sumbawa sebelum Gunung Tambora meletus pada tahun 1812. Saat itu, Pulau Bungin yang berpasir putih masih sepi dan hanya ditumbuhi pohon bakau.
Meski pulau ini relatif kecil, ada 2 dermaga di bagian barat dan selatan pulau. Karena keunikannya, Pulau Bungin menjadi salah satu objek wisata Kabupaten Sumbawa.
Kehidupan Masyarakat di Pulau Bungin
Warga Pulau Bungin mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Di sini kamu tak bisa melihat adanya perkebunan, maupun lahan pertanian.
Penduduk di sini biasanya memelihara hewan ternak. Namun, mirisnya adalah hewan tersebut telah terbiasa memakan ikan kering, kertas, hingga bahan pakaian.
Mengutip BBC, salah satu permasalahan di pulau ini adalah kurangnya lahan. Oleh sebab itu, penambahan lahan untuk membuat rumah menggunakan karang yang biasa dilakukan oleh warga Bungin.
Pemerintah Sumbawa mengikuti aturan secara nasional untuk tidak melakukan reklamasi atas pertimbangan kondisi lingkungan.
Hidup berdesakan di Pulau Bungin tampaknya masih akan terjadi, karena Suku Bajo yang tinggal di sini memiliki keterikatan dengan tanah kelahiran, sehingga jarang sekali dari mereka yang hidup merantau di luar pulau.
Selain masalah kekurangan lahan, sampah dan sanitasi juga menjadi masalah utama di pulau ini. (*)
Discussion about this post