PERLAHAN roda perekonomian di Kota Bontang mulai bergerak. Destinasi wisata hingga tempat hiburan malam dipastikan kembali dibuka lebih cepat. Sebelum Juli akan segera dibuka lagi. Namun, syaratnya wajib mematuhi dan menerapkan standar protokol kesehatan.
Hal itu dipertegas Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang, Bambang Cipto Mulyono lewat Surat Imbauan Walikota Bontang nomor 556/269/dispopar 1 Tentang Reaktivitas ODTW dan Tempat Hiburan Malam (THM), pihaknya melakukan survei terkait persiapan protokol kesehatan.
Mulai dari pemakaian face shield, kemudian melakukan rapid tes terlebih dahulu bagi seluruh pegawai yang bekerja. “Jika sakit lebih baik jangan masuk kerja dulu,” katanya, Jumat (26/6).
Selain pihak penyedia jasa wajib menyediakan alat pengukur suhu tubuh. Alat itu digunakan untuk memeriksa pengunjung sebelum masuk. Jika suhu tubuh mencapai diatas 37 derajat otomatis dilarang masuk.
Pengelola wajib memasang tanda social distancing, memasang partisi atau pembatasan di loket. Pun menyediakan tempat pencucian tangan atau hand sanitizer.
“Setiap pengunjung didata baik nama dan nomor handphone. Bagi ibu hamil dan anak dibawah umur tidak diperkenankan masuk ke ODTW. Rajin menyemprotkan desinfektan diruangan,” jelasnya.
Evaluasi akan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Jika melanggar, maka pemerintah bakal menindak tegas. Sampai pada penutupan kembali.
Bambang berkata mindset pelaku bisnis wisata dan hiburan harus berubah. Menurutnya, pandemi Virus Corona atau covid-19 jelas merubah tatanan kehidupan manusia.
Kenormalan baru alias new normal mulai dilakukan pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Saat ini penduduk bumi lebih melek kebersihan dan keamanan.
“Itu yang harus dilakukan pelaku industri pariwisata. Pola hidup masyarakat berubah. Ketika itu di tempat wisata tak menyediakan sanitasi kesehatan dan kebersihan yang ada, tak akan datang lagi mereka ke sana,” ungkapnya.
Kemudian, apabila pelaku bisnis wisata dan hiburan hanya fokus mengejar keuntungan tanpa disertai dengan pembatasan berdasarkan konsep phsysical distancing, maka wisatawan, tamu atau pengunjung bakal berpikir 2 kali untuk singgah.
“Kesehatan dan keamanan sekarang jadi prioritas,” ujarnya
Menyambut kenormalan baru ini, para pelaku usaha wisata dituntut meningkatkan pengetahuan tentag protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia.
“Sekarang kita saja salaman dengan orang berpikir, apalagi yang mau wisata. lihat orang berjubel, protokol tak diperhatikan, sanitasi juga, tempat cuci tangan tak ada. Ya, susah. Pola perilaku harus berubah,” ungkapnya. (*)
Discussion about this post