“Dalam perbincangan di kantin, Kepala Keamanan mengakui adanya kelalaian yang menyebabkan kematian almarhum dan menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga,” ungkap Bahtiar.
SANGATTA – Kuasa Hukum Keluarga Almarhum Daus, warga binaan Lapas Bontang yang meninggal secara misterius, mengungkapkan adanya dugaan intimidasi yang dilakukan pihak Lapas Bontang terhadap keluarga korban.
Bahtiar, selaku kuasa hukum keluarga, menyampaikan bahwa kejadian tersebut bermula saat Kepala Keamanan Lapas Bontang mendatangi keluarga korban di RSUD Taman Husada Bontang.
Dalam pertemuan itu, Kepala Keamanan Lapas diduga mencoba mengajak ayah almarhum berbicara secara tertutup, namun tawaran tersebut langsung ditolak oleh pihak keluarga.
“Saat Kepala Keamanan Lapas Bontang datang menemui keluarga di rumah sakit, ayah almarhum diajak berbicara empat mata. Namun, permintaan tersebut ditolak karena kami mencurigai ada sesuatu yang ingin ditutupi,” ujar Bahtiar di Sangatta, Rabu (12/3/2025).
Setelah ajakan pertama ditolak, Kepala Keamanan Lapas kemudian mengajak ayah korban dan beberapa anggota keluarga lainnya untuk berbincang di kantin RSUD.
Dalam pertemuan tersebut, Bahtiar mengungkapkan bahwa Kepala Keamanan Lapas Bontang secara langsung meminta maaf atas kelalaian pihaknya yang diduga menyebabkan meninggalnya Daus.
“Dalam perbincangan di kantin, Kepala Keamanan mengakui adanya kelalaian yang menyebabkan kematian almarhum dan menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga,” ungkap Bahtiar.
Lebih lanjut, Bahtiar juga menyinggung perihal komunikasi antara pihak Lapas dan keluarga korban setelah jenazah dibawa ke Sangatta. Ia menyebutkan bahwa hingga kini, ayah almarhum belum dapat dihubungi karena handphone-nya dalam keadaan nonaktif.
Tidak hanya itu, pihak keluarga juga mengaku mengalami intimidasi setelah mengunggah video terkait kondisi almarhum di media sosial. Pihak Lapas Bontang diduga mengancam akan melaporkan keluarga korban jika video tersebut tidak segera dihapus.
“Kami memiliki bukti berupa tangkapan layar percakapan yang menunjukkan adanya upaya intimidasi dari pihak Lapas terhadap keluarga korban terkait penyebaran video yang telah viral,” tegas Bahtiar.
Atas dugaan intimidasi dan kelalaian tersebut, pihak keluarga meminta agar kasus ini diusut tuntas dan transparan. Mereka berharap ada kejelasan mengenai penyebab kematian almarhum Daus serta perlindungan hukum bagi keluarga dari tekanan atau intimidasi pihak mana pun.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Keamanan Lapas Kelas II Bontang, Angga, membantah tuduhan intervensi terhadap keluarga korban. “Kami tidak pernah mengintervensi pihak keluarga, baik secara lisan maupun tulisan,” jelasnya.
Meski begitu, ia menyayangkan beredarnya postingan viral di media sosial terkait kondisi korban. “Secara manusiawi, kami menyayangkan hal tersebut, tetapi itu bukan berarti kami melakukan intimidasi,” singkatnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post