Pranala.co, KALTIM – Di negara itu, matahari bersinar tapi kantong rakyat gelap. Dulu dijuluki pusat pertumbuhan Afrika Timur. Kini, Kenya hanya tinggal nama. Krisis ekonomi menghantam keras.
Harga-harga naik. Pajak melonjak. Pengangguran membengkak. Dan korupsi? Tak pernah libur.
Empat dari sepuluh warga hidup di bawah garis kemiskinan. Di jalanan ibu kota Nairobi, lapar terlihat di wajah-wajah pejuang hidup.
Seperti Christine Naswa. Ibu lima anak yang setiap hari menjual sayur di pinggir jalan. Tapi sering pulang dengan tangan kosong.
“Anak-anak saya menangis karena lapar. Saya hanya bisa diam,” ucapnya lirih kepada AFP, dikutip Sabtu (14/6/2025).
Presiden William Ruto pernah berjanji. Membela rakyat kecil. Tapi justru sejak ia menjabat, pajak ditarik ke atas. Rakyat disuruh bayar lebih banyak, untuk utang yang tak mereka tahu digunakan buat apa.
Ada yang sampai menyerah. Seorang pemilik toko di pusat Nairobi mengaku, 36 tahun berdagang, tahun ini adalah yang terburuk. Ia minta namanya tak ditulis. Toko miliknya pernah dijarah saat demo besar.
“Begitu pemerintahan baru naik, pajak langsung naik. Tapi kami tidak pernah tahu ke mana uang itu pergi.”
Pemerintah berdalih: semua untuk stabilitas fiskal. Untuk bayar utang luar negeri. Untuk jaga ekonomi tetap berdiri. Tapi rakyat tahu, mereka yang disuruh berdiri paling lama adalah mereka yang paling lapar.
Bunga utang kini lebih besar dari anggaran pendidikan dan kesehatan. Sebuah ironi di negara yang dulu bangga dengan pertumbuhan ekonominya.
Kwame Owino, analis dari Institute for Economic Affairs, bilang: pajak sudah menabrak batas kesabaran publik.
“Masyarakat lelah. Pajak bukan untuk membangun, tapi untuk menutupi belanja boros pemerintah.”
Lembaga-lembaga luar seperti IMF ikut menekan. Reformasi fiskal jadi syarat bantuan. Tapi rakyat makin kehilangan kepercayaan.
Presiden Ruto dulunya dielu-elukan. Kini, dituding berkhianat.
“Ia janji bela rakyat kecil. Tapi justru menaikkan pajak drastis. Ini dianggap pengkhianatan,” kata Patricia Rodrigues dari Control Risks.
Parlemen akan bahas anggaran baru Kamis ini. Tapi pemerintah berhati-hati. Mereka tahu, pajak langsung bisa memicu gelombang protes baru.
Warga Nairobi sudah terlalu sering dikhianati. Bahkan, pilihan pada pemilu 2027 pun tak memberi harapan.
“Warga Kenya akan selalu memilih pencuri,” kata si pemilik toko tadi, tersenyum getir.
[RE]
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Tidak ada komentar