BONTANG – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Kota Bontang melakukan evaluasi terhadap sejumlah proyek infrastruktur yang mengalami keterlambatan pada tahun sebelumnya. Beberapa proyek yang molor dari batas waktu kontrak di antaranya adalah pengerjaan trotoar di Jalan Ahmad Yani, trotoar Suryanata, jembatan SMPN 7 Bontang, serta jembatan Balai Benih Ikan.
Kepala Dinas PU-PR Bontang, Much Cholis Edy Prabowo, mengungkapkan bahwa proses lelang yang memakan waktu lama menjadi salah satu faktor utama keterlambatan. Proses ini mencakup persiapan dokumen hingga penandatanganan kontrak, sehingga mayoritas proyek baru bisa dimulai pada pertengahan tahun.
“Kami akui proyek tahun lalu start-nya agak lambat, yang akhirnya berimbas pada penyelesaian pekerjaan,” ujar Cholis.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah keterbatasan material. Pasokan beton yang tersedia harus dibagi ke berbagai proyek, sementara salah satu penyedia utama lebih banyak berfokus pada pengerjaan di lingkungan perusahaan.
“Kendalanya adalah ketika proyek dimulai bersamaan, maka suplai material menjadi terbatas,” tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas PU-PR akan menerapkan skema baru dalam pengadaan proyek tahun 2025. Salah satunya dengan memanfaatkan sistem e-Katalog yang dinilai lebih efisien dan mempercepat proses pengadaan.
“Jika menggunakan e-Katalog, prosesnya bisa selesai dalam waktu seminggu, asalkan penyedia sudah menaruh produknya di etalase digital,” jelas Cholis.
Saat ini, sistem e-Katalog telah memasuki versi keenam. Namun, tidak semua jenis pengerjaan tersedia dalam etalase digital. Oleh karena itu, Dinas PU-PR akan tetap menyesuaikan metode pengadaan dengan ketersediaan pilihan di sistem tersebut.
“Kalau ada di e-Katalog, tentu kami akan memilih menggunakan skema ini agar lebih cepat dan efisien,” tegasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post