Pranala.co, BONTANG — Realisasi investasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur, hingga kuartal III tahun 2025 tercatat baru mencapai Rp821 miliar atau 44,17 persen dari target tahunan sebesar Rp2,5 triliun.
Meski angka tersebut masih jauh dari harapan, Pemerintah Kota Bontang tetap optimistis target dapat tercapai sebelum akhir tahun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menyebut capaian tersebut mencerminkan komitmen kuat pelaku usaha terhadap iklim investasi yang kondusif di kota industri itu.
“Kami optimistis bisa capai target hingga kuartal IV tahun ini,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Aspiannur menjelaskan, tiga sektor masih menjadi tulang punggung investasi Bontang, yakni industri kimia dan farmasi, perdagangan, serta konstruksi.
Ketiganya menyumbang porsi terbesar terhadap total investasi daerah selama 2025. Namun, ketergantungan pada sektor konvensional ini mendorong pemerintah untuk berpikir lebih jauh.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada sektor lama. Karena itu, kami dorong penanaman modal ke sektor-sektor baru yang berkelanjutan,” jelasnya.
DPMPTSP Bontang kini fokus pada diversifikasi investasi dan reformasi layanan perizinan. Dua strategi ini dinilai penting agar pertumbuhan investasi tidak stagnan dan lebih merata ke berbagai sektor potensial.
Langkah besar sudah ditempuh lewat sistem pelayanan berbasis digital yang terintegrasi dengan platform nasional.
“Sistem daring ini memotong birokrasi yang panjang. Investor tidak perlu repot datang ke kantor, cukup lewat sistem digital, semua bisa diurus cepat dan transparan,” terang Aspiannur.
Hasil dari inovasi tersebut mulai terasa. Sejak 1 Januari hingga 22 Oktober 2025, DPMPTSP Bontang telah menerbitkan 2.489 Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku usaha.
Angka itu menunjukkan bahwa minat berinvestasi di Bontang terus meningkat, seiring dengan perbaikan sistem dan pelayanan publik yang lebih responsif.
“Harapannya, iklim investasi semakin kondusif dan menarik minat investor baru, baik dari dalam maupun luar negeri,” tambahnya.
Menjelang penutupan tahun fiskal, pemerintah daerah terus mendorong sinergi lintas sektor agar realisasi investasi bisa mencapai target.
Berbagai langkah promosi, pendampingan usaha, dan percepatan perizinan tengah digencarkan untuk menutup gap antara target dan capaian.
“Kami percaya, dengan dukungan semua pihak, target Rp2,5 triliun bisa tercapai. Investasi bukan hanya soal angka, tapi juga bukti kepercayaan terhadap Bontang sebagai kota yang ramah usaha,” jelas Aspiannur. (ADS)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami










