PRANALA.CO – Pasien terpapar virus COVID-19 terus meningkat di Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Tarakan melaporkan jumlah pasien terpapar virus sebanyak 225 kasus tersebar di sejumlah rumah sakit setempat.
Pasien terpapar COVID-19 Tarakan tertinggi untuk wilayah Kaltara yang jumlah totalnya mencapai 585 kasus.
Kondisi ini akhirnya berdampak penurunan persediaan oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Pasien Covid-19 yang menjalan perawatan di RSUD Tarakan banyak mengalami gangguan pernapasan.
“Tabung oksigen milik RSUD Tarakan hanya tersisa sekitar 100 hingga 120 tabung. Biasanya, dalam sehari selalu menyetok tabung oksigen sebanyak 300 tabung,” kata Plt Direktur Utama RSUD Tarakan Franky Sientoro, dikutip, Jumat (30/7).
Franky mengatakan, RSUD Tarakan membutuhkan pasokan secepatnya tabung oksigen guna memenuhi kebutuhan pasien COVID-19. Saat ini, mereka sudah meminta pengiriman ulang tabung oksigen dari Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim).
Balikpapan memang terdapat distributor tabung oksigen menjadi langganan rumah sakit di Kaltim dan Kaltara.
Pihak distributor di Balikpapan menjanjikan pengiriman sebanyak 200 tabung oksigen guna memenuhi kebutuhan warga Tarakan. Tabung oksigen ini tentunya untuk memenuhi kebutuhan seluruh fasilitas kesehatan di Tarakan.
“Kami harapkan dapat pasokan 100 tabung oksigen, tapi belum tentu semuanya untuk RSUD Tarakan saja,” ungkapnya.
Selama masa pandemik ini, Franky menyebutkan, RSUD Tarakan membutuhkan 200 hingga 300 tabung oksigen memenuhi pasien COVID-19.
Pada masa-masa normal, RSUD Tarakan mengandalkan pasokan pengisian tabung oksigen internal mereka sendiri. Hanya saja, proses pengisian oksigen RSUD Tarakan masih jauh di bawah kebutuhan mereka yakni sebanyak 20 tabung per hari
“Kita tetap membutuhkan bantuan dari distributor atau suplai dari tempat lain,” ungkapnya.
Padahal harga tabung oksigen di masa pandemik saat ini juga tidak murah. RSUD Tarakan harus membelanjakan dana sebesar Rp2 miliar pengadaan tabung oksigen atau meningkat jauh dari hari normal hanya kisaran Rp150 juta.
“Pengeluaran kami bengkak karena banyak pasien COVID-19,” paparnya.
Sehubungan itu, Franky berharap tidak ada kendala proses distribusi tabung oksigen dari Balikpapan untuk kebutuhan RSUD Tarakan. Termasuk kelancaran instalasi pengisian oksigen milik RSUD Tarakan.
Soalnya bila terjadi masalah dampaknya akan sangat fatal dalam penanganan pasien COVID-19 di Tarakan.
“Pasien COVID-19 membutuhkan pasokan oksigen dengan maksimal, karena keluhannya selalu soal pernapasan,” tuturnya.
Untungnya saja, pasokan obat-obatan untuk penanganan COVID-19 masih lancar di Tarakan. Demikian sarana prasarana penunjang dalam penanganan penyakit ini diperlukan tenaga medis.
Meskipun kebutuhannya meningkat, Franky memastikan pasokannya masih mencukupi dibandingkan kebutuhan dari pasien COVID-19.
“Obat-obatan masih aman untuk kebutuhan rumah sakit di sini,” ungkapnya. (*)
Discussion about this post