pranala.co – Akses Jalan Kelurahan Guntung-Lok Tuan (Pos 7), Kota Bontang, Kalimantan Timur akan ditutup untuk umum per 1 November 2021. Bahkan spanduk pengumuman pun sudah mulai dipasang di lokasi per hari ini, Senin (18/10). Dari keterangan pelang itu, diperoleh informasi penutupan ini dalam rangka pengamanan obyek vital nasional (obvitnas) kawasan industri. Akses jalan dialihkan ke Jalan NPK Pelangi.
Hal itu, mengundang protes warga setempat. Khususnya mereka yang menjadikan sepanjang jalan itu sebagai sumber ekonomi. Dari pantauan media ini, di kiri dan kanan jalan, ada sekira 10-20 toko pedagang. Mulai dari mereka yang berjualan sembako, pulsa, bensin, warung makan, hingga depot isi ulang air minum.
Ketua RT 18 Guntung, Sukirman mengatakan pihaknya tak bisa mengambil sikap apakah sepakat atau tidak terkait penutupan itu. Namun yang menjadi perhatian adalah warganya yang berjualan di sepanjang jalan itu.
Apalagi selama ini, konsumen mereka banyak berasal dari karyawan perusahaan yang melintasi jalan itu. Selain itu, untuk akses alternatif yang diberikan, ia nilai cukup jauh. Sekira 10 menit dengan laju motor 30 km/jam.
“Paling utama, itu yang dipinggir jalan itu, piring nasinya orang. Karena ini masa pandemi, kalo itu ditutup bagaimana nasibnya mereka,” katanya dihubungi media ini, sore tadi.
Ia mengaku pihak perusahaan memang sudah mensosialisasikan hal ini. Mereka pun juga sudah pernah sempat berdiskusi soal nasib para pedagang yang ada disepanjang jalan itu. Namun, Sukirman mengatakan belum ada solusi diberikan oleh pihak perusahaan.
Bahkan pertanyaan-pertanyaan warga untuk persoalan ini, dinilai belum mendapatkan tanggapan dari pihak perusahaan. Pun hingga pelang penutupan sudah terpasang. Jika harus pindah jualan, Sukirman menilai hal itu akan menjadi persoalan baru. Ia yakin para pedagang akan kesulitan jika harus berdagang di tempat baru.
“Bakalan mati ekonomi pedagang di sekitar itu,” jelasnya.
Sebelumnya ada usulan, agar lahan milik warga yang ada di situ mendapatkan pembebasan. Namun, kata Sukirman pihak perusahaan tak bisa menyanggupi lantaran memerlukan dana tidak sedikit.
“Kalo nutup emang gampang. Tapi ini warga yang jualan mau dibawa kemana,” kata Sukirman.
Salah satu pedagang, Samsudin (57) mengaku kecewa dengan penutupan itu. Pasalnya warga Guntung ini nantinya harus mengambil jalan yang cukup jauh untuk pergi ke toko yang sudah ditempati selama tiga tahun itu. Ia pun menilai penutupan ini dinilai tak elok. Apalagi jalan itu sudah ada bahkan jauh sebelum pabrik milik PKT itu berdiri.
“Artinya jalan itu harusnya punya masyarakat,” kata Samsudin.
Media ini juga sempat menyambangi PT Kaltim Industrial Estate (KIE) untuk mengonfirmasi persoalan ini. Sekira pukul 14.20 Wita tiba di Wisma KIE. Salah satu staf yang ditemui mengatakan pihak humas atau manajemen sedang tak berada di kantor. Ia pun sempat memberikan kontak salah satu humas bernama Abdul Karim. Namun, nomor tersebut juga tak bisa dihubungi. Pesan whatsapp pun juga tak kunjung terbaca.
Setelah itu, media ini juga berusaha menghubungi pihak manajemen PKT melalui humas. Untuk mempertanyakan alasan penutupan, dan pertanyaan lainnya. Lewat pesan singkat pihak humas menjawab saat ini pihak manajemen sedang tidak berada di Bontang.
“Mohon maaf mas kebetulan manajemen kami lagi gak di Bontang. Ini makanya aku collect aja dulu yah pertanyaannya. Jawabannya nanti akan aku kirimkan,” kata humas PKT. [dar]
Discussion about this post