SANGATTA – Pembangunan pabrik Dimethyl Ether (DME) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali mencuat setelah adanya kabar masuknya investor baru dari Tiongkok. Proyek strategis nasional (PSN) yang bertujuan mengembangkan hilirisasi sektor energi berbahan baku batubara ini sempat mangkrak setelah investor sebelumnya, Air Products and Chemicals asal Amerika Serikat, memutuskan mundur.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, menyatakan kesiapan daerahnya untuk menyambut kembali kelanjutan proyek besar ini. Menurutnya, keberlanjutan pembangunan pabrik DME menjadi angin segar bagi perekonomian Kutai Timur.
“Kami selalu siap menyambut kembali hilirisasi batubara di Kutai Timur. Ini kabar baik untuk perekonomian kita,” ujar Ardiansyah, Rabu (12/3/2025).
Pabrik DME tersebut direncanakan berlokasi di Desa Sekrat, Kecamatan Bengalon, dan menjadi salah satu dari empat lokasi pembangunan pabrik DME di Indonesia. Selain Kutai Timur, pabrik serupa juga dibangun di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) serta Kabupaten Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan).
Ardiansyah menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada koordinasi resmi dari Pemerintah Pusat terkait kelanjutan proyek setelah kabar masuknya investor baru.
“Informasi terakhir, investor dari China tertarik melanjutkan proyek ini. Kami menunggu arahan lebih lanjut dari Pemerintah Pusat,” jelasnya.
Proyek gasifikasi batubara menjadi DME ini merupakan yang terbesar di antara 21 proyek hilirisasi yang tengah dipercepat pemerintah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa proyek ini kini tidak lagi bergantung pada investor asing.
“Sumber dana berasal dari pemerintah dan swasta nasional, bahan bakunya dari dalam negeri, dan offtaker-nya (pembeli) juga sudah disiapkan,” ungkap Bahlil, dikutip dari CNBC Indonesia.
DME sendiri menjadi solusi strategis dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Dengan keberlanjutan proyek ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, membuka lapangan pekerjaan baru, dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Ardiansyah menyampaikan optimismenya bahwa proyek ini dapat membawa kemajuan signifikan bagi Kutai Timur. “Kami mendukung penuh percepatan proyek ini demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah,” tutupnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post