Kurikulum 2013 Masih Berlaku, Tapi Lebih Ringan

Suriadi Said
14 Jun 2025 19:21
Kaltim 0
2 menit membaca

Pranala.co, SAMARINDA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 tetap digunakan, namun dengan pendekatan baru: pembelajaran mendalam. Artinya, jumlah materi akan disederhanakan agar siswa bisa memahami pelajaran secara utuh, bukan sekadar hafalan.

Kebijakan ini disampaikan langsung Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, saat berkunjung ke Samarinda, Sabtu (14/6/2025).

“Kita ingin kualitas, bukan kuantitas,” jelasnya.

Sebagai bagian dari evaluasi, Kemendikdasmen akan menyelenggarakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) mulai November 2025. Namun, tes ini tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan.

“Murid yang siap silakan ikut, yang tidak siap tidak masalah. Dan ini tidak menentukan kelulusan,” tegas Mu’ti.

TKA bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa secara individu, mengevaluasi mutu pendidikan daerah, serta menjadi salah satu syarat jalur prestasi dalam penerimaan murid dan mahasiswa baru.

Soal TKA akan dibuat dengan kombinasi antara konten dari pusat dan konten lokal, agar lebih kontekstual dengan kebutuhan dan karakter daerah.

Pembagian tanggung jawabnya: TKA SD dikelola pemerintah kabupaten/kota; TKA SMP oleh pemerintah provinsi; dan TKA SMA oleh Kemendikdasmen pusat

Nilai TKA akan menjadi salah satu faktor penunjang dalam penerimaan siswa dan mahasiswa melalui jalur prestasi. Nilai ini akan melengkapi data seperti rapor, prestasi akademik, keolahragaan, seni, dan kepemimpinan siswa.

Kabar baik datang bagi para guru di seluruh Indonesia. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi meluncurkan kebijakan baru yang menyederhanakan tugas administrasi guru. Fokus utamanya: memulihkan peran guru sebagai pendidik, bukan juru tulis.

“Penyederhanaan laporan guru dilakukan agar para pendidik dapat lebih berkonsentrasi pada proses belajar mengajar,” tegas Mu’ti.

Selama ini, guru seringkali disibukkan dengan laporan dan dokumen yang menumpuk. Kini, beban itu dikurangi. Harapannya, guru bisa kembali fokus menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas.

Dengan waktu yang lebih lapang, guru bisa merancang pembelajaran inovatif, memberi perhatian personal ke siswa, hingga mendorong lahirnya generasi yang lebih cerdas dan berkarakter.

Tak hanya soal administrasi, Kemendikdasmen juga menggulirkan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satunya adalah pelatihan khusus untuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan pendidikan karakter.

Yang menarik, mulai tahun ajaran 2025/2026, guru juga akan dilatih mengenal dan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) dalam pembelajaran. Tujuannya, agar guru siap menghadapi tantangan zaman digital.

[DIAS]

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *