PRANALA.CO, Samarinda – Sejumlah warga di Kalimantan Timur (Kaltim), mengeluhkan kendaraan mereka mogok usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Keluhan ini muncul di tengah masa libur Lebaran, memicu kekhawatiran di kalangan pengguna kendaraan bermotor.
Keluhan tersebut banyak disuarakan melalui media sosial, di mana warga menduga adanya masalah pada kualitas BBM yang beredar. Beberapa pengguna kendaraan bahkan terpaksa membongkar mesin atau mengganti komponen kendaraan akibat kerusakan mendadak usai mengisi BBM.
Rusman (23), salah satu warga Bontang, mengaku motornya mengalami brebet dan kehilangan tenaga setelah mengisi bahan bakar di salah satu SPBU kawasan Sambutan.
“Padahal motor saya masih baru. Seharusnya uang buat Lebaran, ini malah habis buat servis,” ujarnya, Kamis (3/4/2025).
Hal serupa dialami Marlina (25) warga Samarinda yang harus mengganti komponen fuel pump motornya dengan biaya Rp 500 ribu setelah mengisi BBM di SPBU Jalan Kesuma Bangsa.
“Di bengkel, katanya banyak motor lain dengan keluhan sama. Ini harus ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Menanggapi situasi ini, Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menegaskan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait dugaan kerusakan kendaraan akibat kualitas BBM. Ia menyatakan, pasokan BBM di wilayah Kaltim masih dalam kondisi baik dan tidak ditemukan indikasi gangguan distribusi.
“Sampai sekarang belum ada laporan resmi yang masuk. Saya juga tidak terlalu mengikuti media sosial karena lebih fokus menerima keluhan langsung dari masyarakat,” kata Rudy.
Rudy juga menyebut bahwa General Manager dari Pertamina sebelumnya telah melakukan kunjungan ke Kalimantan Timur dan memastikan bahwa pasokan BBM – termasuk Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo – telah memenuhi standar dari Kementerian ESDM.
“Kalau ada antrean, biasanya itu terkait dengan distribusi BBM subsidi, bukan kualitas BBM,” jelasnya.
Meski demikian, banyak warga berharap pemerintah bersama Pertamina segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap laporan-laporan tersebut. Warga mendesak agar ada kejelasan, termasuk kemungkinan kompensasi jika ditemukan kelalaian pada sisi distribusi atau pengawasan BBM. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post