PRANALA.CO, Bontang – Kota Bontang resmi dinyatakan bebas dari praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF). Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya intensif Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bontang bersama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Secara simbolis kebiasaan BABS ditandai dengan pelepasan burung pada 17 November lalu, sebagai wujud keberhasilan mengubah kebiasaan masyarakat menuju perilaku yang lebih sehat.
Kepala Diskes Bontang, Bachtiar Mabe, menjelaskan keberhasilan ini tidak lepas dari upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang layak.
“BABS telah menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit. Dengan berakhirnya kebiasaan ini, kami berharap angka penyakit terkait sanitasi dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.
Bachtiar menyebutkan program ini melibatkan pendekatan terpadu mulai dari tingkat RT, kelurahan, hingga puskesmas. Edukasi masyarakat menjadi fokus utama untuk mengubah kebiasaan lama yang merugikan kesehatan.
“Kami melakukan pendekatan door-to-door untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan jamban yang sehat,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan infrastruktur berupa pembangunan jamban sehat di wilayah yang sebelumnya tidak memiliki akses sanitasi layak.
Dengan program ini, masyarakat tidak hanya diberikan fasilitas, tetapi juga diajarkan untuk merawat dan memanfaatkan fasilitas tersebut secara maksimal.
Keberhasilan menghapuskan BABS di Bontang membawa dampak positif yang luas, terutama dalam menjaga kesehatan lingkungan.
Parit-parit yang sebelumnya tercemar kini lebih bersih, sehingga risiko penyebaran penyakit melalui air dapat diminimalkan.
“Kesehatan lingkungan adalah fondasi untuk masyarakat yang sehat. Jika lingkungannya bersih, maka kualitas hidup masyarakat juga akan meningkat,” kata Bachtiar.
Meski sudah dinyatakan bebas BABS, Bachtiar menegaskan bahwa upaya pemeliharaan tetap menjadi tantangan.
“Kami akan terus memantau dan memastikan tidak ada lagi praktik BABS yang muncul di kemudian hari. Edukasi akan terus dilakukan agar masyarakat benar-benar menjadikan kebiasaan sehat ini sebagai gaya hidup,” tambahnya.
Untuk menjaga keberlanjutan, Diskes Bontang juga berencana mengintegrasikan program ini dengan berbagai inisiatif lain, seperti peningkatan akses air bersih dan pengelolaan limbah rumah tangga.
“Program ini harus berjalan seiring dengan upaya peningkatan fasilitas lain, sehingga masyarakat dapat hidup lebih sehat dan produktif,” ujarnya.
Keberhasilan Bontang mencapai status ODF menempatkan kota ini sebagai salah satu model dalam penerapan sanitasi berbasis masyarakat. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
“Pencapaian ini bukan hanya untuk kami, tetapi juga menjadi bukti bahwa perubahan perilaku masyarakat dapat dicapai melalui kerja sama dan komitmen semua pihak. Kami bangga, tetapi juga sadar bahwa masih banyak pekerjaan lain untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan,” tutup Bachtiar. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post