PRANALA.CO – Minat aktif berperan menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja di Bontang, ada baiknya kita melihat sektor industri atau usaha apa saja yang secara berkelanjutan terus diisi para pencari kerja. Sisanya, berarti terdapat mereka yang belum berkesempatan mengisi slot ketersediaan jenis pekerjaan sesuai kemampuan di bidangnya.
Menyimak data dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang pada 2019 hingga 2020 terdapat klasifikasi jumlah pencari kerja terdaftar menurut lapangan pekerjaan utama sesuai lowongan kerja yang terbuka. Beberapa di antaranya mengalami kenaikan, namun ada juga menurun.
Pada tahun 2020, posisi teratas ditempati sektor Industri Pengolahan dengan jumlah pencari kerja terdaftar menurut lapangan kerja utama mencapai 2.865 orang. Mengalami kenaikan dari 2019 yang diisi 2.521 pencari kerja (pencaker).
Berikutnya ada sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan mencapai 1.635 pencaker, turun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2.656 pencari kerja terdaftar. Kemudian jenis usaha bangunan mencapai 1.276 pencaker. Angka ini mengalami kenaikan dari 870 jumlah pencari kerja di 2019.
Selanjutnya usaha perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan perhotelan yang mengalami kenaikan berlipat-lipat ganda untuk jumlah pencari kerja. Dari 175 di 2019, menjadi 534 pencaker pada 2020.
Adapun jenis pekerjaan Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan pada tahun 2020 hanya mencapai 386 jumlah pencari kerja terdaftar. Menurun dari tahun 2019 yang berjumlah 600 pencari kerja terdaftar.
Sementara penurunan drastis terjadi pada lapangan kerja utama sektor Listrik, Gas dan Air. Jika tahun 2019 mencapai 1.864, di tahun 2020 menurun hanya berjumlah 3 pencari kerja terdaftar. Jika dikalkulasikan, terdapat 6.699 pencari kerja terdaftar di tahun 2020.
Jumlah pencari kerja terdaftar ini, beberapa diantaranya juga masih nihil terbukanya lowongan pekerjaan. Seperti sektor perikanan, pertanian, kehutanan, dan perburuan. Selain itu juga ada usaha angkutan, pergudangan, dan komunikasi. Hal ini tentu dapat menjadi pertimbangan khusus misalnya bagi para investor yang berencana akan membuka lapangan kerja di kota industrial ini.
Misalnya di sektor perikanan, pabrik-pabrik dengan industri berskala besar berbasis pengolahan ataupun budidaya hasil laut berteknologi masa depan belum terlihat memberi peluang terbukanya tenaga kerja disini. Padahal, lulusan jenjang pendidikan dibidang inipun pun tak sedikit. Bahkan pertumbuhan kompetensi pendidikannya pun juga tak sepi peminatnya.
Selaras dengan visi Pemerintah Kota untuk menguatkan Bontang sebagai kota maritim berkebudayaan industri yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lingkungan hidup untuk masyarakat. Ditopang dengan luas wilayah kelautannya.
Apalagi produk-produk olahan hasil perikanan juga tak sedikit mewarnai kebutuhan pasar. Aneka ragam produk sesuai sasaran pangsa pasar skala nasional atau internasional pun terbuka. Misalnya, mengutip antaranews.com, yang menyebut adanya peningkatan permintaan jumlah ekspor udang vaname ke Jepang.
Belum lagi sektor-sektor lain yang pastinya punya peluang tersendiri menciptakan lapangan kerja. Meski sudah ada dan berperan membuka peluang kerja, kemungkinan perusahaan selaku pemberi kerja tersebut belum tertib menyampaikan informasi terkait lowongan kerja. Sehingga, peran dalam menciptakan lapangan kerja secara berkelanjutan belum terpantau Disnaker Bontang.
[win|ADS]
Discussion about this post